Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Kecurigaan Pakar Energi Terbarukan Riza Mutyara, Jumat (10/12) yang menyentil pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir soal rencana IBC mengakuisisi StreetScooter terkait kekuatiran ada kebocoran mungkin bisa dimaklumi.
Seperti yang dipublish sindonews.com Kamis (9/12) dimana Erick menyatakan tidak benar ada korupsi pada rencana akuisisi itu lantaran transaksi belum ada.
Harap dimaklumi adanya kecurigaan anggota masyarakat, karena kekuasaan cenderung Korup (power attend corrupt).
Sejauh pemerintah ini tidak pernah menjalankan buku paduan menjadi presiden versi Barlian Suar yang menulis Sistem Pembelenggu Moral Koruptor (SPMK), maka negeri tetap akan melahirkan para Koruptor," Kata Pengamat Hukum Politik Suta Widhya, Jumat (10/12) malam di Jakarta.
Buku SPMK bila diterapkan, maka seluruh data perbankan akan bisa dimonitor oleh Sistem Pembelenggu yang berbasis informasi teknologi ( IT).
Tidak ada yang luput dari jangkauan mata IT yang mengawasi hingga detail pemasukan dan pengeluaran uang dari setiap individu di tanah air dan di luar negeri sekali pun.
Suta paham kecurigaan anggota masyarakat terhadap tindak pidana korupsi, lantaran ada rencana mau membeli StreetScooter, kenapa tidak bangun mobil listrik Esemka saja, Padahal tinggal pasang baterai, ganti ICE, yang penting jalan sebagaimana yang diungkap Riza, sang pakar yang mumpuni mengenyam pendidikan di Jerman selama 10 tahun sejak tahun 1969 hingga tahun 1979 itu.
"Wajar saja ada kecurigaan Riza yang mempertanyakan, teknologi StreetScooter apa yang disebut Erick Thohir akan dibeli.
Apakah itu sebuah teknologinya super canggih dengan _desain body_ yang njelimet? Software yang rumit atau Baterai yang tidak bisa dibuat oleh putra bangsa sendiri? Sehingga wajar Riza menyundir mengapa jauh-jauh ke Jerman hanya beli mobil untuk antar surat dan barang!" Tungkas Suta tajam.
Riza sendiri menilai mobil karoseri lokal lebih bagus dari StreetScooter, sehingga aneh bila IBC keras untuk belanja yang tak jelas, alangkah lebih baik berpikir bagaimana mengembangkan baterai yang murah.
"Dunia luar sudah sangat jauh dengan produk dan penelitian Pengembangannya.
Mengapa kita masih berkutat di persoalan mendasar saja?" Heran Suta menutup penjelasannya. (Red).