Menyedihkan" TNI DAN PAPUA !
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Menyedihkan" TNI DAN PAPUA !

    Kabartujuhsatu
    Senin, 06 Desember 2021, Desember 06, 2021 WIB Last Updated 2021-12-06T15:19:23Z
    masukkan script iklan disini
    Kolonel Pur TNI Sugeng Waras (Ist).

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Menyedihkan, banyak kebohongan dan ketidak adilan di Jakarta, hampir setiap hari ada unjuk rasa dimana mana, lebih parah lagi, banyak mayat mayat TNI bergelimpangan di Papua !

    Lantas...salah siapa ? tentunya kita semua..!.

    Kok Bisa..? padahal TNI generasi penerusku lebih membaik gajinya, semakin canggih perlengkapan dan senjatanya, serta semakin terampil keprofesionalanya

    Maaf, inilah sekelumit pengalamanku, yang mungkin bisa diambil hikmahnya

    Tahun 1974 -- 1976, aku bertugas sebagai Pa Uterpra atau Dan Ramil di Pyramid, Wamena, kabupaten Jaya Wijaya, Irian Jaya / Papua, sebelum aku bertugas di Timor Timur tahun 1977, dimana tanggung jawab kewilayahan di Papua kisaran tiga hingga sepuluh kali lipat keluasanya dibanding kota, kabupaten, kecamatan dan desa desa di Jawa

    CUMEMU ( Cuaca, Medan, Musuh ) senantiasa menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan / keputusan untuk cara bertindak menghadapi musuh

    Dengan perkiraan, analisis dan perencanaan yang baik dan tepat, minimal kita tidak banyak kerugian, maksimal kita dapat mengalahkan musuh dengan korban sekecil mungkin

    Tiap daerah tugas memiliki kekhasan Cumemu yang berbeda beda

    Di Papua ada daerah daerah pantai, perbatasan, pegunungan, pedalaman, hutan, kampung dan kota dengan tabiat atau adat istiadat penduduk yang berbeda beda pula

    Orang Papua secara umum boleh dibilang bodoh tapi pintar atau sebaliknya pintar tapi bodoh, namun secara umum kemampuan beperang / bertempur orang Papua dibawah rata rata kemampuan tentara Paraku, Timor Timur atau GAM, Aceh

    Tapi kenapa banyak korban TNI di Papua akhir akhir ini ?.

    Kita tinjau dari KASBONMU ( Kekuatan, Alat peralatan, Senjata, Bantuan penduduk, Organisasi, Naturalisasi, Militansi, Upaya ), dimana kekuatan, alat peralatan, senjata, organisasi, upaya dan Militansi sangat kecil / rendah, disisi lain naturalisasi dan.bantuan penduduk cukup baik, hal ini
    kurang mendapat perhatian dan pertimbangan dari prajurit, akhirnya kita kurang menguasai karakter atau kebiasan gerombolan Papua yang lebih bebas dan lebih menguasai medan dan alam.

    Dalam menyusun organisasi, relatif kecil / kelompok, dengan sekali kali disusun lebih besar jika akan menyerang Pos TNI yang berkekuatan cukup besar, satu Peleton diperkuat, dengan memanfaatkan kelengahan kita secara pendadakan.

    Bantuan penduduk, sulit kita pantau, apa lagi jika gerombolan sedang menyamar bercampur penduduk.

    Upaya upaya musuh tidak menonjol karena sifat pemalas dan cepat rasa puas, namun hal ini tidak boleh diremehkan

    Kesalahan Pemerintah

    Kurang memahami sifat dan karakter penduduk Papua, lambat bereaksi terhadap perubahan perkembangan dan dinamika yang ada

    Lebih konyol, ketika melalui Menkopolhukkam, Mahfud MD, mengubah nama dari KKB ( Kelompok Kriminal Bersenjata) menjadi Teroris, dimana secara politis mengangkat nama / martabat mereka di dunia Internasional, serta membesarkan dan meninggikan derajat dan moril mereka, layaknya dipandang dan diakui memiliki hubungan dengan teroris internasional, padahal nama KKB mempunyai makna mengecilkan peran dan percaturan politik mereka, karena hanya sebatas kelompok kriminal Bersenjata yang cukup menjadi PR dalam negeri dan tidak perlu campur tangan asing

    Kesalahan sebagian rakyat

    Akibat jengkel atau lain hal, mendorong pasukan BRIMOB diberangkatkan ke Papua guna menghadapi Teroris Papua

    Perlu dipahami dalam UU no 34 Th 2004, tentang peransi TNI dalam OMSP ( Operasi Militer Selain Perang ) ada 13 jenis Operasi yang dilakukan oleh TNI, dan Polisi hanya sebagai bantuan yang bertugas digaris belakang ( Dimanapun Teroris Bersenjata berada, menjadi tugas TNI )

    Semestinya Polisi yang non combatan / tergolong sipil, tidak perlu dipersenjatai senapan Laras panjang

    Solusinya Pertahankan dan tingkatkan pengerahan pasukan secara besar besaran, kecuali ada sasaran khusus yang memerlukan kekuatan dan kemampuan khusus

    Perbanyak mengendap / menyelam, hindari jalan setapak yang biasa mereka lalui, bina dan pelihara partisan atau TBO ( Tenaga Banruan Operasi ) secukupnya

    Selalu waspada dan jangan pernah lengah atau anggap remeh musuh

    Adakan.variasi gerakan dan tekanan yang tidak pernah kendor

    Jaga moril tinggi, yakin musuh tidak kuat, segera pelajari dan sesuaikan dengan tempat yang baru, dan jangan lupa berdoa

    Pemerintah seharusnya cabut sebutan Teroris, kembalikan semula menjadi KKB

    Perlu dipahami, BRIMOB hanya bertugas menghadapi teroris yang tidak bersenjata, atau bersenjata laras pendek

    ( Bandung, 6 Desemver 2021, Sugengwaras )
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini