Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Menyedihkan, banyak kebohongan dan ketidak adilan di Jakarta, hampir setiap hari ada unjuk rasa dimana mana, lebih parah lagi, banyak mayat mayat TNI bergelimpangan di Papua !
Lantas...salah siapa ? tentunya kita semua..!.
Kok Bisa..? padahal TNI generasi penerusku lebih membaik gajinya, semakin canggih perlengkapan dan senjatanya, serta semakin terampil keprofesionalanya
Maaf, inilah sekelumit pengalamanku, yang mungkin bisa diambil hikmahnya
Tahun 1974 -- 1976, aku bertugas sebagai Pa Uterpra atau Dan Ramil di Pyramid, Wamena, kabupaten Jaya Wijaya, Irian Jaya / Papua, sebelum aku bertugas di Timor Timur tahun 1977, dimana tanggung jawab kewilayahan di Papua kisaran tiga hingga sepuluh kali lipat keluasanya dibanding kota, kabupaten, kecamatan dan desa desa di Jawa
CUMEMU ( Cuaca, Medan, Musuh ) senantiasa menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan / keputusan untuk cara bertindak menghadapi musuh
Dengan perkiraan, analisis dan perencanaan yang baik dan tepat, minimal kita tidak banyak kerugian, maksimal kita dapat mengalahkan musuh dengan korban sekecil mungkin
Tiap daerah tugas memiliki kekhasan Cumemu yang berbeda beda
Di Papua ada daerah daerah pantai, perbatasan, pegunungan, pedalaman, hutan, kampung dan kota dengan tabiat atau adat istiadat penduduk yang berbeda beda pula
Orang Papua secara umum boleh dibilang bodoh tapi pintar atau sebaliknya pintar tapi bodoh, namun secara umum kemampuan beperang / bertempur orang Papua dibawah rata rata kemampuan tentara Paraku, Timor Timur atau GAM, Aceh
Tapi kenapa banyak korban TNI di Papua akhir akhir ini ?.
Kita tinjau dari KASBONMU ( Kekuatan, Alat peralatan, Senjata, Bantuan penduduk, Organisasi, Naturalisasi, Militansi, Upaya ), dimana kekuatan, alat peralatan, senjata, organisasi, upaya dan Militansi sangat kecil / rendah, disisi lain naturalisasi dan.bantuan penduduk cukup baik, hal ini
kurang mendapat perhatian dan pertimbangan dari prajurit, akhirnya kita kurang menguasai karakter atau kebiasan gerombolan Papua yang lebih bebas dan lebih menguasai medan dan alam.
Dalam menyusun organisasi, relatif kecil / kelompok, dengan sekali kali disusun lebih besar jika akan menyerang Pos TNI yang berkekuatan cukup besar, satu Peleton diperkuat, dengan memanfaatkan kelengahan kita secara pendadakan.
Bantuan penduduk, sulit kita pantau, apa lagi jika gerombolan sedang menyamar bercampur penduduk.
Upaya upaya musuh tidak menonjol karena sifat pemalas dan cepat rasa puas, namun hal ini tidak boleh diremehkan
Kesalahan Pemerintah
Kurang memahami sifat dan karakter penduduk Papua, lambat bereaksi terhadap perubahan perkembangan dan dinamika yang ada
Lebih konyol, ketika melalui Menkopolhukkam, Mahfud MD, mengubah nama dari KKB ( Kelompok Kriminal Bersenjata) menjadi Teroris, dimana secara politis mengangkat nama / martabat mereka di dunia Internasional, serta membesarkan dan meninggikan derajat dan moril mereka, layaknya dipandang dan diakui memiliki hubungan dengan teroris internasional, padahal nama KKB mempunyai makna mengecilkan peran dan percaturan politik mereka, karena hanya sebatas kelompok kriminal Bersenjata yang cukup menjadi PR dalam negeri dan tidak perlu campur tangan asing
Kesalahan sebagian rakyat
Akibat jengkel atau lain hal, mendorong pasukan BRIMOB diberangkatkan ke Papua guna menghadapi Teroris Papua
Perlu dipahami dalam UU no 34 Th 2004, tentang peransi TNI dalam OMSP ( Operasi Militer Selain Perang ) ada 13 jenis Operasi yang dilakukan oleh TNI, dan Polisi hanya sebagai bantuan yang bertugas digaris belakang ( Dimanapun Teroris Bersenjata berada, menjadi tugas TNI )
Semestinya Polisi yang non combatan / tergolong sipil, tidak perlu dipersenjatai senapan Laras panjang
Solusinya Pertahankan dan tingkatkan pengerahan pasukan secara besar besaran, kecuali ada sasaran khusus yang memerlukan kekuatan dan kemampuan khusus
Perbanyak mengendap / menyelam, hindari jalan setapak yang biasa mereka lalui, bina dan pelihara partisan atau TBO ( Tenaga Banruan Operasi ) secukupnya
Selalu waspada dan jangan pernah lengah atau anggap remeh musuh
Adakan.variasi gerakan dan tekanan yang tidak pernah kendor
Jaga moril tinggi, yakin musuh tidak kuat, segera pelajari dan sesuaikan dengan tempat yang baru, dan jangan lupa berdoa
Pemerintah seharusnya cabut sebutan Teroris, kembalikan semula menjadi KKB
Perlu dipahami, BRIMOB hanya bertugas menghadapi teroris yang tidak bersenjata, atau bersenjata laras pendek
( Bandung, 6 Desemver 2021, Sugengwaras )