Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Para ulama menyatakan pernyataan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman terkait tuhan bukan orang arab, bukan sebagai penistaan agama.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam sesi wawancara khusus program Rosi di salah satu stasiun televisi swasta pada Kamis, (20/01/2022) lalu.
"Kita tidak bisa menganggap itu sebagai penistaan, karena doa itu adalah dialog yang sangat pribadi dengan tuhan," jelas ulama kharismatik yang biasa disapa Gus Yahya.
Gus Yahya menjelaskan, ada tradisi dari para ulama pada masa awal dari arab yang mewariskan formula formula dalam menyampaikan doa.
"Formula yang diwariskan itu diyakini dapat membawa berkah, namun tidak ada salahnya berdoa dengan menggunakan bahasa selain arab," kata Ketua Umum PBNU ini.
Gus Yahya menambahkan, berdoa bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa masing-masing.
Apa yang disampaikan Jenderal Dudung terkait berdoa tidak harus menggunakan bahasa arab, karena tuhan bukan orang arab bukanlah hal yang baru.
Budayawan sekaligus pemuka agama, Emha Ainun Nadjib atau yang biasa disapa Cak Nun juga beberapa kali menyampaikan perihal tuhan bukan orang arab.
Dalam tausyiahnya yang diunggah di kanal Youtube @GUYON.MAIYAH, Cak Nun menjelaskan bahwa Tuhan bukan orang arab.
"Tuhan bukan orang arab dan Tuhan bukan orang. Jadi arab tidak sama dengan Islam, makanya sekarang arab mestinya diruwat supaya orang bisa membedakan arab dengan Islam," jelas Cak Nun.
Berkaca dari itu, semestinya pernyataan Jenderal Dudung tidak dijadikan polemik yang justru bisa merugikan umat Islam sendiri.
Selain itu banyak pula ulama yang menyampaikan bahwa pernyataan Jenderal Dudung Abdurachman tersebut sebagai bentuk pemahamannya, bahwa berdoa bisa menggunakan bahasa apapun, karena Tuhan Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dan tidak bermaksud mempersamakan Tuhan dengan manusia. (Red)