Makassar, Kabartujuhsatu.news,-Penentuan Awal Bulan dalam Umat Islam merupakan hal yang sangat Urgen dan Prioritas karena berhubungan dengan penentuan waktu Peribadatan umat Islam utamanya yang berkaitan dengan Rukun Islam yang ke Empat yaitu Berpuasa pada Bulan Suci Ramadhan
Berdasarkan data Hisab Hilal Awal Bulan Rajab 1443 H, Tinggi Hilal Berkisar 2 Derajat Lebih di seluruh wilayah Indonesia bertepatan tanggal 1 Februari 2022 M, Secara teori hisab Wujudul Hilal dan MABIMS 1 Rajab 1443 H Bertepatan Pada Tanggal 2 Februari 2022 M.
Teori Hisab Wujudul Hilal dan MABIMS untuk Awal Bulan Rajab 1443 H ini, ternyata tidak sejalan dengan Hasil Rukyat yang di lakukan Perukyat Seluruh Indonesia pada 1 Februari 2022 M, tidak ada satupun Perukyat yang mampu Melihat Hilal Awal Rajab dengan Ketinggian Hilal 2-3 Derajat lebih di seluruh wilayah Indonesia.
Sehingga penganut Rukyah menetapkan bahwa 1 Rajab 1443 H Hilal Tidak terlihat sehingga Bulan Jumadil II di Istikmalkan yakni jumlah harinya di Cukupkan 30 hari sehingga 1 Rajab 1443 H jatuh Pada 3 Februari 2022 M.
Perbedaan Ini tentunya bukanlah hal yang Tabu lagi di Indonesia, Umat Islam Di Indonesia Sudah Dewasa dalam melihat sebuah perbedaan namun yang perlu di luruskan dari perbedaan tersebut harusnya para Ahli Falak di seluruh Wilayah Indonesia Tampil dalam menjelaskan Penyebab dan Faktor terjadinya perbedaan tersebut, bukan tampil dalam membenarkan Prosedurnya (Metode) dan menjatuhkan metode yang lain. Karena notabenenya antara Hisab dan Rukyat adalah metode yang saling terikat satu sama lainnya.
Penulis dalam hal ini tetap meyakini bahwa antara Hisab dan Rukyat hanyalah sebuah ijtihad dalam membaca tanda-tanda kekuasaan Allah yaitu munculnya Hilal Awal Bulan, karena seandainya Bulan, Matahari dan Langit Bisa Berbicara maka tidak perlu lagi ada perbedaan metode tersebut.
Dari perbedaan penentuan awal Rajab Ini menimbulkan pertanyaan bahwa akankah awal Puasa Ramadhan nantinya akan terjadi perbedaan ?.
Pertama, tentunya kita berharap tahun ini umat Islam di Indonesia dapat melaksanakan Ibadah puasa serentak, sehingga niat dan semangat dalam melaksanakan Ibadah Puasa tumbuh dalam diri Umat Islam di Indonesia.
Kedua, melihat dari hasil Hisab Awal Bulan Ramadhan 1443 H mendatang ketinggian Hilal di seluruh Indonesia juga lebih dari 2 Derajat. Sehingga berindikasi tidak ada pula perukyat yang mampu melihat Hilal tersebut.
Teori Hisab Wujudul Hilal telah menentapkan Bahwa Awal Ramadhan akan jatuh pada tanggal 2 April 2022 M namun untuk penganut Rukyah menunggu hasil Prosesi melihat Hilal Ramadhan yang bertepatan Pada tanggal 1 April 2022 M mendatang, semoga saja hasil melihat hilal Ramadhan Mendatang berbeda dengan hasil melihat hilal Rajab ini, karena banyak Faktor yang mampu mempengaruhi Hilal Tidak Nampak bukan hanya pada ketinggian Hilal namun kondisi alam dan perukyat menjadi faktor utama yang lainya.
Dari perbedaan tersebut tentunya penulis Berharap munculnya otoritas Tunggal dalam Tubuh Umat Islam yang menentapkan Klender Islam Nasional yang telah disusun berdasarkan Kriteria2 yang di sepakati oleh seluruh ormas di Indonesia.
Sehingga dari penetapan Klender Islam Nasional ini mampu melebur segala bentuk Perbedaan di Tubuh Ormas di Indonesia sekaligus meminimalisir anggaran yang perlu di keluarkan Menteri Agama setiap Tahunnya.
(Red)