Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Terhitung 11 hari telah berlalu sejak pertama kali Rusia melancarkan serangan untuk menginvasi Ukraina. Hampir selama itu pula, desakan untuk mengakhiri peperangan terus mengalir dari berbagai negara di seluruh dunia.
Vladimir Putin, dalam panggilan teleponnya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa waktu yang lalu, mengatakan bahwa Rusia siap bernegosiasi dengan perwakilan Ukraina dalam rangka mewujudkan perdamaian antara kedua negara.
Dalam panggilan telepon tersebut pula, Putin mengajukan tiga syarat yang perlu dipenuhi oleh Ukraina sebagai solusi damai antara kedua negara.
Tiga syarat yang diajukan oleh Putin tersebut yaitu:
1. Kedaulatan Rusia atas Semenanjung Krimea diakui.
Semenanjung Krimea atau lebih dikenal sebagai Krimea merupakan sebuah daratan besar yang terletak di ujung timur Benua Eropa. Perselisihan Ukraina dan Rusia atas semenanjung ini telah berlangsung sejak tahun 2014. Ukraina menganggap Rusia melakukan pencaplokan paksa atas wilayah ini. Di sisi lain, Rusia membantah klaim Ukraina dengan pernyataan bahwa Krimea dan Sevastopol yang berintegrasi menjadi Republik Krimea meminta izin untuk bergabung dengan negara yang lebih besar, yaitu Rusia.
2. Demiliterisasi dan Denazifikasi Ukraina.
Selain kedua syarat di atas, Putin juga menuntut Ukraina untuk bersikap netral. Ukraina tidak diperbolehkan untuk memihak Blok Barat jika ingin invasi segera dihentikan.
3. Sikap netral Ukraina.
Tiga syarat yang diajukan Putin merupakan usahanya untuk menjamin kedaulatan dan keamanan Rusia. Niat Ukraina untuk bergabung dengan NATO merupakan salah satu faktor Putin mengajukan syarat ini.
Karena jika Ukraina bergabung dengan NATO, sebuah pangkalan militer baru mungkin akan dibangun di negara tersebut dan bisa membahayakan kedaulatan serta keamanan Rusia yang tidak sejalan dengan NATO sejak lama.
(Red)