Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Saya kira sikap bijak mahasiswa Indonesia memberi waktu dua hari kepada Presiden Joko Widodo untuk menyatakan secara resmidan tegas menolak wacana penundaan Pemilu 2024 untuk segera diumumkan secara terbuka kepada rakyat.
Pernyataan sikap Presiden ini juga untuk lebih meyakinkan bahwa wacana penudaan Pemilu 2024 dapat meyakinkan wacana gila itu tidak akan dilakukan, sekaligus dapat meyakinian bila wacana menunda Pemilu maupun perpanjangan masa jabatan Presiden itu bukan berasal dari Presiden Joko Widodo, seperti anggapan yang banyak beredar dalam masyarajat melalui media massa.
Waktu dua hari untuk Presiden Jokowi diharap dapat menyatakan secara resmi rencana menunda pekaksanaan Pemilu 2024 tidak akan dilakukan, perlu segera dilakukan karena telah membuat kegaduhan serta keresahan dalam masyarakat.
Kegamangan dan kegaduhan warga masyarakat yang semakin marak dan santer ini disebabkan beragam macam masalah lain yang terkait dengan pelaksanaan sejumlah Pilkada di sejjmlah daerah yang telah diubah pelaksanaannya secara serentak hingga untuk mengganti pejabat kepala daerah sementara akan ditunjuk oleh Kemendagri.
Peringatan yang cukup bijak para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini disampaikan secara terbuka pada 2 April 2022.
Jika tidak swgera dilaksanakan, maka mahasiswa seluruh Indonesia akan bergerak secara serempak. (Oberita, April 02, 2022). Karena mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia telah menyampaikan ultimatumnya secara terbuka kekada Presiden Joko Widodo untuk segera mengeluarkan pernyataan resmi dan tegas menolak wacana penundaan pemilu 2024.
Informasi yang dapat dihimpun asanya kepastian bila mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Harmoni atau di sekitar belakang Istana Negara, Jakarta Pusat pada Jumat (1/4/2022), telah sepakat untuk melanjutkan aksi yang lebih massif bila permintaan mereka tidak diindahkan. Sebab wacana untuk menunda Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden semakin gencar dilakukan, terlebih dengan pernyataan Apdesi (Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) yang ikut memperkuat wacana perpanjangan masa jabatan atau pun penundaan Pemilu yang akan menyalahi tatanan hukum yang berlaku.
Jika dalam dua hari Kepala Negara tak juga bersuara, terhitung sejak pernyataan terbuka mahasiswa Indinesia ini disampaikan, maka mahasiswa seluruh Indonesia akan turun dengan serempak ke jalan
Peringatan keras dari Aliansi Mahasuswa ini, bila tidak dikabulkan akan melakukan unjuk rasa yang lebih besar di seluruh wilayah Indonesia, bahkan mereka menyebut, tidak mustahil melakukan reformasi jilid II akan dilakukan.
Desakan kepada Presiden untuk menyatakan sikap membatalkan atau setuju, harus segera dinyatakan paling lambat dua hari setelah dilaksanakan aksi tertanggal 1 April 2022.
Apabila Presiden tidak segera membuat pernyataan, maka Aliansi Mahasiswa Indonesia akan langsung bergerak dalam jumlah yang jauh lebih besar dari hari aksi pada hari ini, kata peserta aksi mahasiswa pada 1 April 2022 lalu itu.
Juru Bicara Blok Politik Pelajar (BPP), Delpedro Marhaen yang juga menjadi orator dalam aksi tersebut menilai, Jokowi belum tegas menolak penundaan pemilu. Maka itu dua katakan kalau Presiden Jokowi menolak, katakan dengan tegas bahwa dia menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden dan segera menertibkan pola komunikasi kabinetnya. ***
Sumber : JE