Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Peneliti politik Saiful Mujani menyampaikan tiga skenario yang mungkin bisa diambil PDI Perjuangan jika ingin mengajukan Ketua DPR Puan Maharani sebagai calon presiden atau Capres 2024.
PDI Perjuangan jadi satu-satunya partai yang bisa mengajukan pasangan sendirian tanpa koalisi, tapi punya kader yang digadang-gadang maju yaitu Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Ya enggak taktis PDI Perjuangan memajukan dua kadernya, walaupun secara formal bisa," kata Saiful yang juga pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) ini, saat dihubungi, Sabtu, 23 April 2022.
Skenario pertama yaitu Puan akan diajukan sebagai calon nomor satu alias calon presiden. Kondisi ini bisa dilihat sampai masa pendaftaran calon sekitar September 2023 nanti. "Sementara ini, belum ada gejala kompetitif itu," kata dia.
Skenario kedua yaitu dengan melihat tokoh lain di luar PDI Perjuangan yang kuat. Sementara, ada nama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Anies Baswedan.
Kalau Prabowo meyakinkan untuk bisa menang, maka Puan akan menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo. Kalau Anies yang lebih meyakinkan, maka terbuka peluang bagi Puan untuk menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo.
Skenario ketiga yaitu apabila peluang Puan untuk menjadi calon presiden semakin berat. Maka, Prabowo dan Anies pun juga akan berat menghadapi Ganjar Pranowo. "Kalau Ganjar dicalonkan partai lain," kata Saiful.
Sehingga, kemungkinan PDI Perjuangan akhirnya akan memilih untuk mengusung Ganjar dalam skenario ini. Sehingga, Ganjar dari calon presiden dari PDI Perjuangan dan Puan tidak jadi maju. "Sekarang posisi Ganjar menunggu perintah Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri)," kata Saiful.
Pandangan ini disampaikan Saiful usai SMRC merilis survei terbaru mereka soal pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024 nanti Survei menemukan hasil persaingan ketat akan muncul ketika dilakukan head to head antar beberapa pasangan.
Pertama, pasangan Prabowo-Puan Maharani melawan Anies Baswedan-Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono aias AHY. "Persaingan akan sangat ketat," kata Saiful.
Survei dilakukan 13-20 Maret terhadap 1.220 responden dengan metode stratified multistage random sampling. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Persaingan ketat terjadi karena selisih suara antara pasangan ini di bawah margin of error. Dalam simulasi dua pasangan ini, Prabowo-Puan dapat suara 41 persen dan Anies-AHY 37,9 persen atau selisih 3,1 persen.
Di luar itu, ada 21 persen yang belum menentukan pilihan. “Suara dua pasangan ini dinilai seimbang karena selisihnya di bawah margin of error. Dukungan pada dua pasangan ini secara statistik tidak berbeda secara signifikan,” kata Saiful.
Kedua, pasangan Prabowo - Puan Maharani melawan Ganjar-Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Prabowo-Puan dapat suara 39,3 persen dan Ganjar-Airlangga 40,3 persen atau selisih 1 persen saja.
Di luar itu, masih ada 20,5 persen yang belum menentukan pilihan. Sehingga dengan pola seperti ini, Saiful menyebut belum bisa diperkirakan pasangan mana yang akan unggul dalam Pilpres 2024.
(K/K71)