Bogor, Kabartujuhsatu.news,-Ketua Umum Depinas SOKSI, Ali Wongso Sinaga dalam peringatan HUT 62 SOKSI, memimpin ziarah Depinas SOKSI ke makam Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani di TMP Kalibata dan ke makam Pendiri SOKSI, Mayjen TNI (Purn) Prof. Dr. Suhardiman di Evergreen Puncak Bogor pada Jumat ( 20/05).
Acara ini dihadiri on site para pengurus teras SOKSI antara lain Riko Heryanto, Ali Hasan, Ansari Wiriasaputra, Valentino Barus, Ferry Juan, Astrid, Ade Lia, Dedi Mulyono, Neil Sadek, Johnson, Prasetyo, dan Ketua SOKSI DKI Jakarta Edy Rudyanto berikut Ketua Wantimnya Bachtiar Ujung dan seratusan kader SOKSI lainnya beserta para pimpinan Depidar dan Depicab SOKSI se Indonesia secar online.
Pada kesempatan berziarah itu Ali Wongso menyatakan setiap kader SOKSI selain harus memiliki integritas kebangsaan dan kekaryaan , militansi, intelektualitas, dan profesionalitas, juga tidak boleh tinggalkan sejarahnya.
"Para kader SOKSI harus memahami fakta sejarah perjuangan SOKSI yang didirikan Perwira TNI Suhardiman pada 20 Mei 1960 itu, sungguh tak terpisahkan dengan peran besar TNI AD dibawah komando Menpangad Jenderal TNI (Anm) Achmad Yani. Tanpa peran kesejarahan TNI AD itu, SOKSI tak mungkin bisa eksis melawan PKI dan turut mendirikan Sekber Golkar dimasa itu, kata politisi senior Partai Golkar itu," ucapnya.
Ali Wongso menceritakan, pada momen Munas I SOKSI 17 Desember 1962 ditengah masa Nasakom (Nasionalisme- Agama-Komunisme), Menpangad untuk pertama kali secara terbuka kepada publik menyatakan "akan berhadapan dengan PKI/Komunisme" melalui restu dan dukungan terbuka Menpangad kepada SOKSI untuk membendung dan melawan gerakan SOBSI serta PKI. Sejak itulah jajaran TNI AD secara intens memback-up gerakan jaringan organisasi SOKSI melawan PKI di seluruh Indonesia.
Bahkan pada Mukernas II SOKSI dan Pekan Indoktrinasi SOKSI di Lembang Bandung, 23 November 1964, Menpangad Jenderal Yani tegas menyemangati “SOKSI agar maju terus memperjuangkan cita-citamu. Jangan mundur, Angkatan Bersenjata tahu apa yang saudara-saudara perjuangkan.”
Ditengah suhu politik nasional makin panas pada 5 Juli 1965, hubungan kemitraan SOKSI dengan TNI AD itu makin dipertegas dengan “SOKSI Manunggal Tri Ubaya Cakti, yakni Doktrin Perjuangan TNI AD hasil Seminar TNI AD pada 2-9 April 1965, berupa doktrin pemantapan TNI AD menghadapi berbagai rongrongan termasuk rongrongan PKI terhadap negara bangsa.
"Sejarah mencatat SOKSI adalah Mitra Juang strategis TNI AD mengawal NKRI berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Pendiri SOKSI Pak Suhardiman dimasa hidupnya pada 2014 mengatakan kepada saya selaku salahsatu kadernya mengamanatkan Jenderal Achmad Yani layak Pendiri Utama SOKSI dan berharap SOKSI tetap merupakan mitra juang strategis TNI terutama TNI AD untuk mengawal tegak utuhnya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari segala potensi rongrongan oleh siapapun dan dari manapun serta kapanpun," ucap Ali Wongso.
Terhadap dinamika perkembangan politik nasional, dalam pidato HUT 62 SOKSI di Evergreen seusai ziarah hari itu, Ali Wongso dengan tegas mengapresiasi dan mendukung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga yang telah menginisiasi pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu bersama Ketum PAN dan Ketum PPP baru-baru ini.
"SOKSI berharap Partai Golkar bersama Koalisi Indonesia Bersatu itu kelak akan mampu menjadikan Pemilu 2024 mendatang sungguh kontestasi politik gagasan berorientasi pemecahan masalah bangsa kedepan sebagai kesinambungan pembangunan nasional pengamalan Pancasila dibawah kepemimpinan Presiden baru 2024-2029 dalam meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi kelak," harap Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar itu.
Seluruh rangkaian acara HUT 62 SOKSI ditutup dengan doa syukuran yang ditandai penandatangan pendirian Koperasi Karyawan Swadiri Indonesia yang dipimpin Charles Kosasih dan Perjanjian Kerjasama SOKSI dengan Koperasi Tunas Insan Madani dibawah pimpinan Deddy Kusnadi untuk program pemberdayaan UMKM.
(Valen/Her)