Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Pertanian Kementerian Pertanian atau Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa diversifikasi ke pangan lokal menjadi solusi agar Indonesia terhindar dari krisis pangan global.
.
"Solusinya adalah kita mesti genjot pangan lokal, kita harus diversifikasi pangan impor menjadi pangan lokal. Ganti gandum dengan umbi-umbian, dengan singkong, dengan lobak, dan lain sebagainya," kata Dedi dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Sabtu 11 Juni 2022.
Dedi menyebutkan harga-harga pangan yang meningkat signifikan pada saat ini merupakan gejala dari krisis pangan yang mulai terjadi.
Krisis pangan tersebut diakibatkan oleh kurangnya pasokan pangan di dunia karena perubahan iklim.
Naiknya permukaan air laut yang membanjiri lahan pertanian, kemarau panjang, kebakaran hutan, dan serbuan hama pada lahan pertanian menyebabkan penurunan produksi komoditas pertanian yang berakibat pada minimnya pasokan dan melonjaknya harga pangan.
Menurut Badan Pangan Dunia (FAO), kata Dedi, Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak dari krisis pangan global dikarenakan jumlah penduduknya yang banyak.
Oleh karena itu menurut Dedi, Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri dan tidak tergantung dengan komoditas pangan impor.
"Umbi-umbian, pangan lokal itu berlimpah sesungguhnya di negara kita.
"Tapi sayangnya kenapa orang Indonesia kok sukanya mie yang berasal dari gandum, padahal gandum itu pangan subtropis," tandas Dedi. (**)