Soppeng, Kabartujuhsatu.news,- Merunut dari sebelumnya, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng yang berada di dataran tinggi sekitar 7 Km ke sebelah barat pusat ibukota Watansoppeng atau yang dikenal Bumi Latemmamala itu dengan ketinggian 1000 MDPL terbentuk dari pemekaran Desa Bila (kini Kelurahan Bila) pada tahun 1989.
Desa Mattabulu saat itu masih dikategorikan Desa tertinggal yang ada di wilayah Kabupaten Soppeng yang masyarakatnya dengan mata pencaharian berkebun kopi meski terbatas karena sebagian besar wilayahnya adalah hutan lindung dengan tanaman jati dan Pinus sehingga masyarakat sebagian melakukan tambahan penghasilan dengan membuat gula aren dan menanam kemiri untuk dijual di pasar.
Namun semenjak Desa Mattabulu di nakhodai Kepala Desa Drs.Jumaldi Bakri, kini berubah total dengan memanfaatkan potensi yang ada dengan kearifan lokal menyulap hutan belantara menjadi Destinasi Wisata.
Tak heran sejak itulah Desa Mattabulu mulai dikenal dan sejumlah prestasi pun telah diraihnya selama 5 tahun terakhir ini.
Andi Agus Topan Lalabata mengungkapkan, " Alhamdulillah selama saya bertugas selaku TPP (Tenaga Pendamping Profesional) Kecamatan Lalabata dalam Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) dalam upaya percepatan pembangunan dan pemberdayaan di tingkat masyarakat dan desa sebagai acuan kami yakni Regulasi UU No. 6 tahun 2014 Tentang Desa, dan produk regulasi turunan yang menjadi panduan bersama yang juga dengan sinergitas seluruh pihak baik Pemerintah Desa, BPD yang di dukung oleh masyarakat serta pemerintah Kecamatan dan pemerintah daerah kini Desa Mattabulu menjadi Desa berkembang dengan produk pembangunan unggulan yaitu Destinasi Wisata.
Andi Agus Topan menyebut ada beberapa Destinasi di Desa Mattabulu yakni Air Terjun Liupangie dengan berbagai fasilitas seperti Home Stay, Rumah Makan, Mushallah, bahkan wahana Arum Jeram juga dimiliki Desa Mattabulu.
"Tak hanya itu, juga ada destinasi wisata yang dikenal Lembah Cinta di sana pun dilengkapi berbagai wahana diantaranya spot foto, flying fox yang menguji adrenalin para pengunjung.
"Karena dikelilingi hutan Pinus sehingga ketika berkunjung rasa penat pun hilang, terang Andi Agus, Ahad (26/6/2022).
Andi Agus juga membeberkan bahwa saat ini Desa Mattabulu dengan destinasi yang ada sering dijadikan lokasi syuting film karena di lengkapi ruang pertemuan di atas pohon maupun tempat manggung, katanya.
Selain itu potensi Destinasi Desa Mattabulu yang dimiliki sekarang ini, juga produk UMKM seperti Kopi Mattabulu sangat diminati para pengunjung yang ada maupun masyarakat di luar Desa Mattabulu, tuturnya.
Sementara itu Kades Mattabulu Jumaldi Bakri menyampaikan rasa syukur dengan perkembangan pembangunan Desa yang ada saat ini.
"Alhamdulillah saya sangat bersyukur dengan sinergitas seluruh stakeholder baik pendamping desa, BPD, Masyarakat, Babinsa, Bhabinkamtibmas Desa Mattabulu tetap aman dan kondusif sehingga para pengunjung yang datang terjamin keamanannya, ujar Kades Mattabulu.
"Begitupun dengan pembangunan yang dulunya hutan belantara dan kini menjadi Destinasi Wisata dapat kita syukuri yang tentunya peran TPP Kecamatan dalam program P3MD dengan percepatan pembangunan sangat kami apresiasi ucapkan terima kasih.
"Saya berharap dengan segala potensi yang ada semoga Desa Mattabulu terus berkembang maju yang nantinya dapat menjadi Desa Mandiri dengan masyarakat yang bahagia dan sejahtera, pungkasnya.
Sekedar informasi video berikut adalah nuansa Desa Mattabulu dari Hutan Belantara menjadi Destinasi Wisata :
Video Inovasi Hutara Desa
Link Inovasi Desa Mattabulu
https://www.kabartujuhsatu.news/2021/11/inovasi-kades-jumaldi-bakri-membuat.html?m=1
(Red/**)