Makassar, Kabartujuhsatu.news,-Rasulullah berpesan untuk tidak mempersulit urusan umat agar orang yang punya urusan itu tenteram hatinya, tidak waswas, khawatir dan takut.
Sering kita mendengar istilah: “Jika bisa dipersulit kenapa harus dibuat mudah“. Implementasi istilah tersebut sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang yang diberi amanah mengurusi urusan kaum muslimin, baik sebagai pegawai maupun karyawan, sangat senang jikalau masyarakat mengalami kesulitan, bahkan menciptakan kesusahan dan kesulitan karena kesusahan dan kesulitan dijadikan sebagai uang. Parahnya, ada yang merasa bangga bisa mempersulit orang.
Efek mempersulit urusan orang lain akan memunculkan calo-calo. Maka, tak heran sering banyak calo-calo gentanyangan di sekitar tempat mendapat pelayanan. Tak sedikit yang mempersulit urusan karena berharap bisa menerima sogokan atau suap.
Seperti ketika ada orang yang hendak mengurus urusan administrasi tetapi dibuat repot, harus ke sana kemari. Dibuatlah prosedur yang sangat berat atau alasan yang tidak masuk akal, padahal seharusnya tidak demikian. Sehingga akhirnya orang terpaksa mengeluarkan uang untuk mempermudah proses urusannya daripada bolak-balik, selain menguras tenaga, waktu, juga menghalangi urusan lain. Ini namanya melayani masyarakat untuk menggapai laknat Allah untuk menuju neraka.
Selain itu, bentuk lain menyusahkan kaum muslimin yaitu ketika mengangkat bawahan yang tidak pantas untuk bekerja di posisi tersebut atau tidak memiliki kompetensi sehingga hal ini menimbulkan kesulitan bagi kaum muslimin.
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah berdoa, “Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.” (HR Muslim).
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan duniawi seorang Muslim, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim).
Dalam hadis lain disebutkan, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berpesan untuk memberikan kemudahan dan agar orang yang punya urusan itu tenteram hatinya, tidak waswas, khawatir dan takut. Anas bin Malik berkata, Rasulullah pernah bersabda, “Permudahlah dan jangan mempersulit, dan jadikan suasana yang tenteram, jangan menakut-nakuti” (HR Muslim).
Setiap kali Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menyuruh sahabatnya untuk menangani atau menyelesaikan suatu urusan yang menyangkut orang lain, beliau selalu berpesan kepadanya untuk memberikan kemudahan, tidak boleh mempersulit. Abu Musa Al-Asy’ari menuturkan bahwasanya ketika Rasulullah mengutus salah seorang sahabatnya untuk menyelesaikan suatu urusan (berkaitan dengan orang lain), beliau akan berpesan kepadanya, “Sampaikanlah kabar gembira dan janganlah menakut-nakuti, serta permudahlah dan janganlah mempersulit.” (HR Muslim).
Orang yang mempersulit urusan didoakan keburukan dari Rasulullah. Sekaligus doa Rasulullah bagi orang yang mempermudah urusan kaum muslimin. Semua tahu bahwasanya doa Rasulullah dikabulkan oleh Allah. Salah satu azab paling keras, misalnya tertangkap tangan dan masuk penjara karena menerima uang haram.
Dari beberapa hadis di atas, hadis tersebut bermakna mencakup semua orang yang mengurusi urusan umat. Laki-laki maupun perempuan, pimpinan atau anak buah, dan pegawai negeri atau swasta. Dan bermakna segala urusan apa saja yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat umum. Wallahu 'alam.
(Arianto)
