Kendari, Kabartujuhsatu.news,-Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan tambahan pengetahuan untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan bahan ramah lingkungan agar tercapai pengendalian hama terpadu (PHT).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh pertanian pendamping program READSI agar mampu melakukan pengendalian hama secara terpadu untuk komoditas padi, komoditas tanaman lain bernilai ekonomi tinggi, komoditas perkebunan, sayur/buah dan tanaman pekarangan.
Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bahwa produk pertanian Indonesia harus berkualitas, baik dari segi tampilan maupun kandungan gizinya.
"Untuk itu, salah satu poin penting dari produk pertanian yang berkualitas adalah penerapan pertanian ramah lingkungan, termasuk dalam pengendalian OPT," ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, "Untuk bisa menggenjot produktivitas, berarti tanaman harus dijaga.
"Oleh karena itu, Kementerian Pertanian membekali penyuluh dengan pengetahuan cara mengendalikan hama," ucap Dedi.
Pelatihan ini diselenggarkan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Perternakan Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan Pelatihan Teknis Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu bagi penyuluh pendamping program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative (READSI).
Kegiatan ini terdiri dari tiga angkatan dan dilakukan secara luring di UPTD BPSDM Pertanian Kota Kendari, 26-31 Juli 2022.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, Muhamad Djudul bahwa sektor pertanian itu membutuhkan keahlian penyuluh yang menguasai ilmu agar dapat membina petani, katanya.
Dia juga mengatakan "Sering disampaikan Pak Menteri, sebuah kemustahilan kalau tidak maju mandiri dan modern, tidak akan mungkin pertanian bisa memberikan kesejahteraan petani kalau tidak kuasai ketiga hal itu,” ujarnya, Senin, 25 Juli.
Sementara itu, Manager program READSI, I Made Widanta, SP, MP menyampaikan bahwa pelatihan tersebut menggunakan metode teori dan praktek.
Peserta berasal dari Konawe 18 orang, Kolaka 18 orang dan Kolaka utara 18 orang total peserta menjadi 54 peserta penyuluh dampingan READSI di provinsi Sulawesi Tenggara.
Adapun READSI merupakan salah satu bagian dari program Kementrian Pertanian yang mendukung terwujudnya visi pembangunan pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani serta mendukung suksesnya program regenerasi petani.
Salah satu komponen yang ikut terlibat menyukseskan program READSI adalah penyuluh pertanian yang salah satu tugas pokoknya mendampingi dan memberikan penyuluhan kepada petani untuk mengubah perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani yang ada di wilayah binaannya.
Tujuan jangka pendek READSI adalah memberdayakan rumah tangga di pedesaan di Sulawesi, Kalimantan dan NTT dengan keterampilan, memiliki kepercayaan diri untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non–pertanian. (*)