Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Kementerian Pertanian berupaya menjaga ketahanan pangan nasional. Salah satu cara dengan menggenjot irigasi untuk meningkatkan program Indeks Pertanaman (IP) 400.
Program IP400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam setahun.
Demikian penjelasan dalam Webinar Ditjen PSP Kementan bertema "Irigasi Teknis Dalam Rangka Mendukung IP400" secara daring, Kamis, 7 Juli 2022.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ketahanan pangan nasional menjadi prioritas dalam menghadapi ancaman krisis pangan imbas perubahan iklim dan perang Rusia-Ukraina.
"Ketahanan pangan merupakan kunci dari kemandirian sebuah bangsa, oleh karena itu seluruh sasaran program Kementan saat ini salah satunya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional kita," kata Mentan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, irigasi merupakan faktor fundamental bagi tumbuh kembang budidaya pertanian. Oleh karenanya, irigasi pertanian harus harus diimplementasikan dengan baik dan benar agar petani memiliki tingkat produktivitas yang baik.
"Air merupakan faktor penting dalam tumbuh kembang budidaya pertanian. Oleh karena itu, air yang disalurkan melalui irigasi harus tepat sasaran, tepat guna dan tepat ukuran agar dapat menjangkau areal persawahan milik petani," tutur Ali.
Irigasi juga Ali menjadi faktor penting peningkatan produktivitas. "Ketika produktivitas berhasil ditingkatkan, maka ketahanan pangan kita terjaga.
"Ketika ketahanan pangan terjaga, maka tujuan pembangunan pertanian nasional terjaga.
"Itulah pentingnya irigasi dalam pertanian yang harus kita perhatikan dengan baik," ujarnya.
Koordinator Pengembangan Sumber Air Direktorat Irigasi Pertanian PSP Kementan, Emir Kartarajasa menjelaskan, diperlukan perencanaan yang baik di segala bidang agar seluruh daerah mendapatkan pasokan air yang baik.
"Air harus terdistribusi melalui irigasi yang baik di seluruh wilayah, tak hanya di daerah tertentu saja. Maka, data air diharapkan ada dalam satu daerah irigasi.
"Kita berharap pemanfaatan air irigasi ini efektif dan efisien," kata Emir.
Salah satu program yang difokuskan Ditjen PSP Kementan adalah suplesi air irigasi untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura dan peternakan yang direalisasikan melalui program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), embung, DAM Parit, longstorage, irigasi perpompaan dan irigasi perpipaan.
Untuk pencapaian produksi komoditas tahun 2022, Emir menjelaskan, Kementan telah memprogramkan RJIT sebanyak 3.600 unit, irigasi perpompaan 303 unit, irigasi perpipaan 151 unit, embung dan bangunan konservasi air sebanyak 1.104 unit.
"Selanjutnya ada program optimasi lahan seluas 40 ribu hektare, pengembangan DAM atau rehab JUT (Jalan Usaha Tani) sebanyak 500 unit, UPPO 960 unit, AUTP 1 juta hektare, AUTS/K 150 ribu ekor, alsintan pra panen 15.759 unit, Food Estate 50 ribu hektare dan alokasi pupuk subsidi sebesar 9,11 juta ton," tutur Emir.
Adapun, target produksi padi untuk memenuhi produksi pangan nasional hingga tahun 2024 ditarget 17,36 juta hektare luas tanam.
Saat ini lahan irigasi seluas 5 juta hektare dengan minimal IP 2,5. Sedangkan lahan non irigasi seluas 2,46 juta hektare dengan IP 1 hingga 2 per tahun.
"Maka strategi yang kita lakukan untuk menambah luas lahan, meningkatkan produktivitas pertanian dan IP adalah melalui modernisasi irigasi, teknologi hemat air, jadwal tanam ketat dengan mempertimbangkan kondisi iklim, peningkatan kapasitas P3A dan menyiapkan suplesi irigasi pada lokasi yang sulit dijangkau air," kata dia. (**)