Soppeng, Kabartujuhsatu.news,-Meski berbagai upaya telah dilakukan oleh satgas PMK untuk mencegah namun kini kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai masuk ke wilayah Kabupaten Soppeng, hal itu terungkap setelah pihak Dinas PKHP kabupaten Soppeng merespon laporan warga Dusun Maddumpa Desa Lalabata Riaja Kecamatan Donri-Donri yang hasil uji laboratorium dari Balai Besar Vetetiner (Bbvet) Maros dengan uji RT-PCR PMK, tertanggal 11 Agustus 2022.
Diketahui sebelumnya, tanggal 09 Agustus 2022 jam 20.00 Wita Tim dari Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan (DPKHP) Kabupaten Soppeng melakukan respon cepat atas laporan masyarakat dengan melakukan investigasi awal di lokasi, dengan melakukan pengobatan pada 1 ekor sapi dengan ciri-ciri gejala PMK dan edukasi terhadap peternak, dan selanjutnya tanggal 10 Agustus 2022 menurunkan Tim Terpadu dan Satgas PMK terdiri dari Bbvet Maros, DPKHP, BPBD, Polsek, Koramil, Kecamatan dan Desa setempat untuk pengambilan sampel pada 8 ekor sapi di lokasi.
"Dan berdasarkan hasil Lab pada tanggal 11 Agustus 2022 menunjukkan hasil positif pada 4 ekor sapi yaitu 1 ekor sapi milik Cunang dan 3 ekor sapi milik Sultan.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang disebabkan oleh virus sudah merambah hampir semua provinsi di Indonesia dan untuk Sulawesi Selatan terkonfirmasi pada di 15 kab/kota, ungkap Kadis PKHP Ir Erman Asnawi, M.Si dalam rilis tertulisnya Jumat (12/8/2022).
Kata Erman Asnawi, "Selaku Kadis Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan Kabupaten Soppeng, Saya menghimbau kepada masyarakat peternak untuk tidak panik, karena penyakit ini hanya menyerang hewan yang berkuku belah terutama sapi dan tidak menulari manusia, Imbuhnya.
Adapun kata Alumni Fakultas Peternakan IPB Bogor ini bahwa salah satu cara untuk mencegah penyakit PMK tersebut yakni dengan memisahkan ternak yang bergejala dan menghubungi petugas peternakan atau aparat setempat apabila ditemukan sapi bergejala, kemudian melakukan vaksinasi, pengobatan, pemberian pakan yang cukup serta pemeliharaan kebersihan kandang.
Menurutnya, "Berdasarkan penelitian dan pengalaman pada daerah tertular sebelumnya, langkah taktis yang efektif adalah pemotongan pada sapi yang bergejala karena dagingnya masih aman untuk dikonsumsi sehingga dapat memotong mata rantai virus PMK.
"Karena Hewan yang sembuh bisa saja menjadi pembawa untuk menjangkiti sapi lainnya dan bisa terjadi re inveksi seperti terjadi di beberapa daerah, katanya.
Ia juga menghimbau kepada peternak agar menjaga kebersihan sebelum dan sesudah ke kandang sapi karena pada dasarnya manusia juga bisa jadi pembawa dan pemindah virus tersebut”, pungkasnya.
(Red/K71/**)