Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Media sosial atau Sosmed / Medsos merupakan salah satu layanan internet yang paling banyak digunakan oleh para pengguna internet pada saat ini khususnya dikalangan generasi millenial.
Keterlibatan mereka karena perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang sesuai zaman.
Dengan memberikan Kemudahan dalam berinteraksi dan menyebarkan informasi merupakan daya tarik utama dari layanan ini.
Namun, kemudahan dalam berinteraksi dan menyebarkan informasi tersebut juga memiliki dampak negatif, yaitu beredarnya opini publik yang belum tentu kebenarannya.
Kebenarannya adalah standar persuasif yang belum tentu melibatkan banyak kalangan.
Teori dan kesimpulan lahir dari sebuah teori yang tidak berdasar.
Tidak ada standar kompetensi untuk melakukan pembenaran.
Lahirlah sebuah konsep Literasi media sosial. Literasi ini perlu diberikan dalam rangka menciptakan masyarakat berbasis informasi dan pengetahuan.
Ada dasar dan konsep yang melandasi lahirnya sebuah teori kebenaran.
Meskipun kenyataanya disebagian kalangan hanya bersifat relatif.
Tapi dengan memahami konsep literasi media sosial setidaknya memberikan gambaran umum bagaimana menjadi pengguna medsos yang tidak merugikan pihak manapun.
Sekolah Duta Maritim Indonesia memastikan keterlibatannya dalam memahami literasi media sosial.
Hal itu disampaikan oleh Dai Muda Nasional Ustadz Misbah selaku narasumber pada pertemuan kelas SDMI APEKSINDO, di Kantor Penghubung Kalimantan Utara, Jakarta Pusat, Rabu Malam (10/8/2022).
Kata Dia, "Sebagai pengguna media sosial maka salah satu upaya yang seharusnya dilakukan adalah dengan membentuk opini yang independen untuk melahirkan publik/ masyarakat yang berbasis pengetahuan dan Informasi.
"Tujuaannya adalah lahir kesepahaman untuk menjalankan workshop yang telah memiliki materi pokok yang diseragamkan dengan melalui penyentuhan literasi Media sosial" ungkap Ustadz Misbah.
Dikatakannya, "Peserta Sekolah Duta Maritim Indonesia hadir sebagai mitra pembenaran opini publik dengan skema, Berfikir sebelum melakukan post, Apa yang harus dipost dan kapan dapat dilakukan, serta bagaimana supaya post anda dapat ditemukan, terang Misbah.
Dijelaskan, bahwa Kompetensi ini harus masuk ke dalam materi pokok literasi media sosial karena materi pokok ini merupakan upaya untuk membangun masyarakat yang kritis dalam bermedia sosial, tandasnya.
"Dengan media sosial, lanjut Misbah, "Peserta SDMI akan memberikan harapan baru untuk indonesia dalam membangun dan menumbuhkembangkan Isu Maritim sebagai nawacita pemerintahan Indonesia menuju poros maritim dunia.
"Melalui riset pengetahuan berbasis budaya lokal dan kadaerahan, peserta SDMI akan melahirkan bank data potensi kemaritiman, pesisir dan kelautan seluruh daerah yang ada di Indonesia sehingga maritim pulih lebih cepat, maritim bangkit lebih kuat, pungkasnya.
(Red/K71)