Maros, Kabartujuhsatu.news,- Dalam rangka menurunkan angka Stunting di kabupaten Maros Sulawesi Selatan, Pemerintah Daerah yang di pimpin langsung Bupati Maros H.A.S Chaidir Syam, S.IP menggelar rapat koordinasi Program Keluarga Harapan (PKH) sekaligus launching kampus Sekolah Sadar Stunting yang di singkat S3 menghadirkan ahli gizi dosen pasca sarjana dari Universitas Muslim Indonesia Dr Hj Andi Nurlinda, SKM, M.Kes, perancang menu sehat tapi murah yang dilangsungkan di Gedung Serba Guna Kabupaten Maros, Rabu (24/8/2022).
Dalam rakor ini di hadiri sejumlah kepala Dinas terkait diantaranya Kadis Sosial, Kadis Kesehatan, Kadis Pendidikan, Kadis PMD dan Kepala DP3ADADUBKB.
Selain itu hadir pula para Camat, Kepala UPTD Kesehatan, para kepala Desa, Ketua TP PKK Desa, SDM PKH Kabupaten Maros, Bidan Desa serta Anak Genre Maros.
Kegiatan rakor ini juga dalam rangka dirgahayu PKH Maros ke 9 Tahun yang bertajuk merawat spirit kemerdekaan RI dalam Kolaborasi.
Sementara Launching Kampus S3 bertema Keluarga Produktif Sejahtera Sekolah Sadar Stunting.
Rakor kolaborasi ini dimaksudkan untuk membawa kabupaten Maros terdepan membangun peradaban pendidikan, kabupaten layak anak bebas Stunting, stop perkawinan anak, meraih Maros lebih sejahtera.
Dalam pemaparannya, Alumni S3 IPB jurusan gizi masyarakat tahun 2010 ini, mengatakan bahwa dirinya siap mewakafkan ilmu, pikiran dan tenaganya tanpa digaji untuk menghilangkan stunting di Sulawesi Selatan dan khususnya di kabupaten Maros, ujarnya.
Bahkan dosen peminatan gizi FKM UMi ini siap menurunkan mahasiswanya ke desa desa yang memiliki masalah stunting, tuturnya.
Dikatakannya, "Saat ini Maros menduduki urutan kedua stunting tertinggi di Sulsel, untuk itu Kabupaten Maros perlu dibuatkan kebijakan khusus yang bersifat mewajibkan setiap institusi untuk bersinergi dengan sekolah sadar stunting, imbuhnya.
Menurutnya, "Dengan kerja keroyokan yang sistematis, maka dalam 1-2 tahun, kabupaten Maros dapat menurunkan angka stunting, katanya.
Ia mencontohkan seperti halnya di kabupaten Enrekang, sebut Dr. Hj. Andi Nurlinda, SKM, MKes.
Andi Nurlinda berharap, "Sinergitas seluruh pihak untuk menurunkan angka Stunting ini sangat di perlukan, pungkasnya.
Sementara itu, sebelumnya, Bupati Maros Chaidir Syam menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan ini, penurunan angka stunting harus segera ditangani, ujarnya.
Senada yang disampaikan Dr Andi Nurlinda bahwa, "Untuk mencapai itu, butuh sinergi semua pemangku kepentingan terkait dalam menurunkan angka stunting khususnya di Kabupaten Maros, ucap Bupati Maros.
"Seperti halnya Konvergensi lintas sektor dalam pembangunan kampung keluarga berkualitas agar disinergikan dengan pemangku kepentingan terkait.
"Ini merupakan kunci utama untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Maros.
"Jadi ini bukan hanya menjadi tugas anggota tim KB”, tutur Bupati.
"Di tambah lagi dengan launching Kampus S3 ini, saya berharap upaya ini agar betul-betul di laksanakan dengan mensinergikan seluruh stakeholder, paparnya.
Menurut Bupati, upaya penurunan angka stunting ini dilakukan untuk menyiapkan generasi yang berkualitas di masa depan.
Dimana telah diketahui stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kelahiran (HPK).
“Tugas besar kita saat ini butuh aksi yang maksimal, target pemkab dalam penurunan angka stunting mampu mencapai 14% sampai tahun 2024 agar generasi kita menciptakan generasi yang berkualitas di masa depan” imbuh Bupati.
Bupati mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja lebih giat agar target yang ditetapkan pemerintah pusat yaitu angka stunting tersisa 14 persen dalam tahun 2024 dapat tercapai, pungkasnya.
(Red/K71)