Surabaya, Kabartujuhsatu.news,-Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Madura Indonesia (DPP AMI) pimpinan Baihaki Akbar, SE, SH bakal gelar perhitungan dengan sejumlah oknum kepolisian, hal itu diungkapkan Ketum AMI melalui rilis tertulisnya, Senin (26/9/2022).
Katanya, "Kebrutalan Polisi terhadap Mahasiswa asal Madura yang ingin menyampaikan aspirasinya kepada Gubernur Jawa Timur nampak jelas Pasalnya, sejumlah mahasiswa mendapatkan perlakuan tidak manusiawi oleh sejumlah oknum kepolisian dari Mapolrestabes Surabaya yang saat itu sedang mengamankan jalannya aksi, ungkap Ketum DPP AMI Baihaki Akbar kepada Redaksi Kabartujuhsatu.news. (26/9).
Hal tersebut kata Baihaki seperti yang nampak di dalam video berdurasi 5 menit, sejumlah mahasiswa tiba tiba mendapatkan tendangan dari beberapa petugas, dicekik, hingga dibanting ke tanah bahkan ditelanjangi bajunya.
Kejadian itu bermula saat salah seorang orator menyampaikan bahwasanya kehadirannya ingin menyampaikan agar Madura mampu dientaskan dari kemiskinan, sejahterakan petani, dan perhatikan pendidikan, ungkapnya saat orasi yang digelar di depan gedung Grahadi pada Minggu 25 September 2022 pukul 13.00 Wib.
"Namun hal tersebut tidak mendapatkan tanggapan positif, karena saat itu, sang orator mengatakan ini sudah mencederai demokrasi, kalau begini etnis Madura di diskriminasi mari kita pulang, tuturnya.
Namun baru saja berkata seperti itu, tiba tiba orator tersebut ditendang dari belakang, serta dicekik lehernya untuk dibawa menjauh dari teman-temannya, bahkan nampak juga dari rekaman video tersebut bajunya dibuka.
"Tentunya akan perlakuan arogansi yang ditunjukkan oleh sejumlah oknum kepolisian dari Mapolrestabes Surabaya mampu mengundang reaksi dan kritikan keras dari sejumlah tokoh-tokoh Madura.
"Salah satunya adalah Aliansi Madura Indonesia (AMI) yang merupakan sebuah organisasi yang notabene adalah warga suku Madura sangat mengecam atas kebrutalan yang telah dilakukan kepada sejumlah mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya tersebut.
Baihaki Akbar mengatakan,"Selaku ketua umum dari Aliansi Madura Indonesia, Saya sangat prihatin dan miris saat mengetahui bahwa ada kesan diskriminasi terhadap suku Madura, ujarnya.
“Mereka itu ingin menyampaikan aspirasinya kepada Gubernur, salahnya dimana, ujarnya bertanya.
"Madura ini kan juga merupakan provinsi Jawa timur, kok bilang ini Surabaya, bahkan kenapa adik adik mahasiswa harus diperlakukan seperti seorang kriminal, ditendang, dicekik, bahkan ditelanjangi, apakah adik kami arogan, lihatlah mana ada anarkis, kalau memang suku Madura selalu diperlakukan hina, maka kami juga akan membuat perhitungan,” tegas Baihaki Akbar.
Aktivis LSM ini menerangkan bahwa orang Madura ini pantang, tidak pernah menantang, namun pada faktanya harga diri orang Madura sudah diinjak-injak oleh oknum polisi dari Mapolrestabes Surabaya, kesalnya.
Menurutnya “Dalam prinsip hidup kami tidak pernah mengusik, namun jika seperti itu, kata pepatah kami lebih baik putih tulang dari pada putih mata, yang artinya lebih baik mati daripada hidup jikalau harga diri kami diperlukan kayak binatang, kami akan gelar aksi besar-besaran dengan mendatangkan seluruh tokoh tokoh Madura untuk meminta pertanggungjawaban atas ulah oknum polisi tersebut,” pungkasnya tegas.
(Red/K71/**)