Soppeng, Kabartujuhsatu.news,-Operasi Zebra tahun 2022 akan digelar Satuan Lalu lintas Polres Soppeng yang rencananya bakal dilaksanakan mulai tanggal 03 Oktober hingga 16 Oktober 2022 di wilayah hukum Polres Soppeng.
Hal itu dikatakan Kasat lantas Polres Soppeng AKP Sharuna Sahar pada, Kamis (29/9/2022).
Perwira 3 balok di pundak ini mengatakan bahwa Operasin zebra tahun 2022 ini akan dilaksanakan selama 2 Minggu yang dimulai pada 3 Oktober sampai 16 Oktober 2022, sebut Kasatlantas Polres Soppeng AKP Sharuna Sahar.
Kasatlantas Polres Soppeng AKP Sharuna Sahar menegaskan bahwa dalam kegiatan operasi serentak ini akan fokus pada tujuh prioritas pelanggaran, katanya.
Ia menyebut 7 prioritas pelanggaran yang dimaksud, yakni pelanggaran menggunakan telepon seluler saat berkendara, pengemudi dibawah umur, pengemudi yang berboncengan lebih 1 orang, pengemudi atau pengendara yang tidak menggunakan helm SNI dan Safety Belt, pengemudi dalam pengaruh Alkohol, pengemudi yang melawan arus dan kecepatan tinggi.
"Meski demikian, kata AKP S Sahar, Pihaknya akan melakukan tindakan Preventif apabila mendapatkan pelanggaran, terangnya.
Sementara Kapolres Soppeng, AKBP Santiaji Kartasasmita S.I.K menjelaskan bahwa pihaknya juga ada kebijakan-kebijakan tertentu yang disesuaikan dengan situasi kondisi lingkungan akhir-akhir ini yang terkait dengan keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM bersubsidi, katanya.
Kapolres AKBP Santiaji menghimbau jajarannya agar memahami betul kondisi kebatinan masyarakat dan atau kondisi ekonomi masyarakat yang dinilainya makin sulit, sehingga kata Dia, "Saya berharap Jajaran Polantas Polres Soppeng harus memiliki Sense Of Crisis, pungkasnya menegaskan.
Diketahui hal itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan bahwa para Pejabat negara harus mempunyai sense of Crisis disaat tren ekonomi Indonesia positif di tengah gejolak situasi global.
Presiden Jokowi mengungkapkan, dunia masih dihadapkan pada situasi ekonomi dan politik yang tidak mudah dan penuh dengan ketidakpastian.
"Ketika pandemi belum sepenuhnya berakhir, muncul gejolak lain yang menyebabkan inflasi global meningkat tajam dan pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan.
Maka dari itu kata Presiden Jokowi bahwa“Semua kita harus memiliki sense of crisis, jangan seperti biasanya, jangan business as usual, hati-hati.
"Sense of crisis harus ada di kita semuanya, katanya.
"Sehingga kita harus ada perencanaan yang baik harus ada skenario yang pas dalam menghadapi situasi yang tidak pasti ini,” tegas Jokowi diberbagai kesempatan.
(Red/K71/**)