Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Kementerian Pertanian terus mendorong SDM Pertanian untuk mengantisipasi berbagai persoalan termasuk ancaman krisis pangan. Dengan melatih SDM-SDM Pertanian diharapkan mampu menggenjot produksi dan produktivitas pertanian. Karena hingga saat ini terbukti jika sektor pertanian sangat penting bagi kehidupan dan juga menjadi penyelamat dari keterpurukan.
Hal tersebut disampaikan saat sosialisasi Training of Trainer (ToT) Solusi Pupuk Mahal, Selasa (18/10/2022).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peran pertanian sangat vital.
"Karena, pertanian harus memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, pertanian tidak boleh bermasalah. Apalagi ancaman krisis pangan global semakin nyata," katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, juga menjelaskan betapa pentingnya pertanian untuk menyangga hidup dan kehidupan.
"Utamanya saat ini, disaat krisis pangan global yang luar biasa. Dalam kondisi krisis pangan global ini, ternyata sektor pertanian yang menyelamatkan kita dari keterpurukan," katanya.
Dedi menegaskan, banyak negara, yang saat ini disinyalir lebih dari 60 negara, mengalami krisis pangan. lebih dari 300 juta orang mengalami krisis pangan.
"Harga pangan melejit tentu disebabkan karena pasokan pangan berkurang signifikan. Dampak utamanya karena covid 19, climate change, serta perang rusia-ukraina. dalam kondisi seperti ini banyak saudara kita yang tak mampu mengakses pangan dengan baik, bahkan banyak yang mengalami stunting," ujarnya.
Indonesia beruntung, beras sebagai makanan pokok ada dalam kondisi cukup. Indonesia juga berhasil mencapai sistem pertanian pangan yang tangguh, swasembada pangan, 3 tahun tidak impor beras, yaitu 2019 sampai 2021.
"Bahkan, sampai saat ini BPS mengeluarkan rilis bahwa 2022 pasokan beras kita surplus lebih besar dibanding tahun lalu.
"BPS memprediksi di desember 2022 indonesia surplus beras bahkan meningkat dari tahun lalu. itulah yang menyelamatkan kita dari krisis pangan global," katanya.
Dedi menambahkan, krisis pangan tidak bisa dianggap remeh karena bersifat global.
"Kita mesti keluar dari kondisi krisis ini. kita harus antisipasi krisis pangan global, kita kendalikan inflasi yang disebabkan komoditas yang sering mengungkit inflasi, kita mengendalikan produksinya, olahannya, distribusinya," katanya.
Menurutnya, produksi mesti digenjot saat off season, gunakan varietas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim, tahan serangan hama dan penyakit. kita harus mempunyai teknologi smart farming.
"Antisipasi selanjutnya adalah substitusi pangan impor, ganti komoditas pangan impor dengan pangan lokal. pangan impor harganya terus melejit, kalau pangan lokal ada disekitar kita.
"Buat olahan variatif terhadap komoditas lokal," katanya.
Antisipasi selanjutnya yaitu genjot ekspor komoditas yang berpotensi tinggi.
Sedangkan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan) BPPSDMP, Leli Nuryati, menjelaskan ToT yang akan digelar pada tanggal 26 - 28 Oktober mendatang ditujukan untuk dosen, widyaiswara, penyuluh dan masyarakat.
"Melalui dosen itu resonansinya sudah luar biasa, kalau 1 dosen dalam 1 tahun mengajar 500 mahasiswa, 500 mahasiswa pada saat melaksanakan merdeka belajar, kampus merdeka pasti juga tersosialisasi kepada petani saat mereka melakukan praktek kerja lapangan maupun pengabdian masyarakat," katanya.
Begitu juga widyaiswara. Menurutnya, BPPSDMP memiliki 10 UPT pelatihan termasuk UPT provinsi yang banyak widyaiswara.
"Lewat ToT kami yakini mampu memberikan informasi yang lebih luas mengenai ilmu yang terkait dengan antisipasi pupuk yang harganya cukup mahal," ujarnya.
Leli juga menambahkan ToT turut melatih para penyuluh di seluruh Indonesia, khususnya para penyuluh di tingkat kecamatan.
"Kami harapkan para penyuluh di balai penyuluhan pertanian bisa mengikuti secara individu, setelah mengikuti pelatihan ini mereka melalui tugasnya melakukan pendampingan dan pengawalan kemudian sharing dan diseminasi informasi terbaru bisa disampaikan kepada para petani," katanya.
Menurutnya, ToT Solusi Pupuk Mahal bagi widyaiswara, dosen serta guru pertanian, tujuannya diharapkan dapat memberi penjelasan dan pembelajaran kepada petani tentang sosialisasi solusi pupuk mahal.
"Juga dapat menyusun bahan ajar terkait solusi pupuk mahal dan mendiseminasikan informasi tentang penanganan solusi pupuk mahal serta mendapat wawasan inovasi kambing domba," pungkasnya.
(Red)