Ruteng, NTT, Kabartujuhsatu.news, - Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT dihebohkan dengan penemuan kantong plastik berwarna merah yang digantungkan di pohon bambu dan diduga berisi bayi hasil aborsi.
Kejadian tersebut terjadi tepatnya di Jalan Merak Lorong Bambu, RT 004, Kelurahan Watu, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT, Pada Minggu, (16/10/2022) sore sekitar pukul 14.30 WITA.
Pantauan langsung media ini, terlihat di lokasi Tempat kejadian Perkara (TKP) anggota Polres Manggarai bidang indentifikasi bersama Bhabinkamtibmas Kelurahan Watu, Aipda Andi Dharma dan Bhabinsa Kelurahan Watu, Serda Andi Taufan, Kepala Seksi kelurahan Watu, Siprianus Empak, Ketua RT 004 Kelurahan Watu, Bonedi Rugat dan seluruh masyarakat seputaran RT 004.
Setelah dibuka Kantong plastik berwarna merah tersebut oleh anggota polres Manggarai bidang identifikasi ditemukan, Pembalut, Kain kasa, Popok Bayi dan kain sarung serta ditemukan tali pusar serta plasenta bayi yang sudah membusuk dan bau menyengat.
Keterangan Saksi Mata
Menurut saksi mata, Ibu Yuliana Jemani dan Sebastiana Malus, orang pertama yang melihat kantong plastik berwarna merah tersebut karena kebetulan sedang melintas di Jalan Merak Lorong Bambu, RT 004, Kelurahan Watu.
Menurut ibu Yuliana, kami sedang melewati jalan itu, kebetulan jalannya rusak berat jadi terpaksa saya harus jalan kaki sekitar 5 meter dan saya tengok ke kanan dan melihat kantong plastik berwarna merah.
“Tadi kami melewati jalan itu tadi pak bersama teman saya menggunakan sepeda motor, karena jalan rusak terpaksa saya jalan kaki, tepatnya dibambu banyak saya melihat ada sebuah kantong plastik berwarna merah digantong di pohon bambu, ”ungkap Yuliana.
"Jujur ya pak, sebagai perempuan kami instingnya cukup kuat bahwa ada apa didalam kantong plastik tersebut.
"Karena penasaran makanya setelah itu saya langsung bergegas ke rumahnya bapa Niko kebetulan rumahnya berhadapan dengan TKP.
”Jujur ya pak, karena penasaran dan saya menduga jangan sampai ini terjadi pembuangan bayi karena saya melihat cairan darah”, tutur Yuliana.
(Tensi Rea)