Surabaya, Kabartujuhsatu.news, - Dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa, Aliansi Madura Indonesia (AMI) melalui Departemen Pendidikannya, bertekad akan selalu mengabdikan diri dalam meningkatkan kuwalitas pendidikan yang ada di Jawa Timur khususnya kota Surabaya.
Hari ini Rabu, 16 November 2022 AMI melakukan pendampingan terhadap siswa yang ijasah nya masih tertahan di sekolah tempat dirinya menempuh pendidikan Sekolah Dasar waktu itu.
Setelah menerima laporan dari warga setempat bahwa ada seorang ibu yang sedang bingung akan ijasah anaknya yang belum bisa di ambil selama 3 tahun karena memiliki tunggakan SPP.
Berdasarkan laporan tersebut Departemen Pendidikan AMI yang di ketuai oleh Kiki Kurniawan menghadap Ketua Umum Baihaki Akbar serta Pembina AMI untuk mengambil langkah mendampingi siswa tersebut agar ijasahnya dapat di ambil segera hari ini.
Setelah mendapat ijin, Team Departemen Pendidikan segera menuju ke Sekolah di mana tempat ijasah tersebut masih tersimpan.
Mengetahui team AMI telah hadir di sekolah para guru menyambut baik delegasi untuk masuk ke dalam ruang guru.
Dengan penjelasan yang di berikan oleh Jiji Kurniawan Ketua Departemen Pendidikan kepada pihak sekolah bahwa kedatangannya bermaksud membantu menyelesaikan keperluan yang di butuhkan oleh Tojibah untuk mengambil ijasah anaknya.
Para pihak sekolah menyanbut dengan sikap kooperatif sehingga persoalan mengenai ijasah tersebut dapat segera terselesaikan.
Menurut data yang ada, pihak sekolah masih mengantongi kekurangan SPP siswa tersebut sebesar Rp 600.000, sehingga ijasah siswa ini tidak dapat di ambil sebelum menyelesaikan tunggakan administrasi sejumlah itu.
Adapun perintah dari ketua umum AMI Baihaki Akbar bahwa tunggakan tersebut segera di lunasi maka Team yang hadir segera melunasi apa yang menjadi tanggungan dari siswa tersebut.
Di sinilah persoalan ijasah yang belum bisa di ambil oleh siswa karena memiliki tunggakan menjadi kasus yang kasuistik.
Begitu banyaknya persoalan ini sehingga pemerintah kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan terus mencari solusi untuk persoalan yang satu ini.
Menurut pihak sekolah memang langkah yang dilakukan AMI sangatlah jarang terjadi, bahkan belum pernah ada organisasi yang peduli kepada dunia pendidikan seperti ini.
"Saya sangat berterima kasih kepada AMI yang sudah bersedia membantu kami menyelesaikan persoalan ini dengan memberikan jalan keluar yang sederhana tapi sangat bermanfaat untuk kedua belah pihak yaitu pihak sekolah maupun pihak siswa." Tutur Cholidatul Masruroh TU Sekolah.
Dirinya juga memberikan pendapatnya bahwa gerakan AMI ini sangat menginspirasi, "memang pemerintah kita sudah berusaha mencarikan solusi bekerja sama dengan Baznas untuk membantu persoalan seperti ini, namun banyak masyarakat yang tidak memahami prosedurnya, serta tidak tau caranya untuk mengurus di Baznas.
Bahkan kami saja dari pihak sekolah tidak mengetahui gimana cara mendaftarkannya, sebenarnya apakah dari kelurahan atau sekolah yang mendaftar ini yang perlu di sampaikan ke masyarakat agar kita semua tau caranya. Saya bersyukur ada organisasi seperti AMI yang peduli dengan kondisi seperti ini," imbuh Cholidatul.
Usai mendapatkan haknya, Tojibah nampak lega. Dirinya sangat berterima kasih kepada AMI yang telah membantu memberikan jalan keluar buat anaknya.
"Saya berterima kasih kepada team AMI yang telah membantu dan membayar tanggungan saya kepada sekolah sehingga ijasah anak saya bisa keluar. Saya bangga ada organisasi dari Madura yang memiliki pemikiran seperti ini.
Semoga AMI benar benar membawa manfaat untuk masyarakat yang lainnya," ugkap Tojibah ibu dari siswa.
Sebagai bahan evaluasi, Departemen Pendidikan akan terus mengawal program yang di gulirkan oleh Pemerintah Kota dengan memberikan bantuan kepada warga melalui Baznas.
"Bantuan yang diberikan oleh pemerintah kota melalui baznas menurut saya sudah benar, akan tetapi masih saja ada laporan bahwa pihak kelurahan yang mempersulit dan ada juga pihak sekolah yang mempersulit.
Nah ini jangan sampai terjadi, kalau programnya sudah bagus ya pelaksanaannya juga harus bagus, jadi jangan di persulit. Percuma donk pak wali punya program bagus tapi jajarannya tidak sepadan dengan pemikiran Walikotanya ya sama aja amsiong," pungkas Kiki Kurniawan Ketua Departemen Pendidikan.
(Red/**)