Kementan Melalui BPPSDMP Gelar Pelatihan Targetkan 1 Juta Petani dan Penyuluh
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Kementan Melalui BPPSDMP Gelar Pelatihan Targetkan 1 Juta Petani dan Penyuluh

    Kabartujuhsatu
    Rabu, 09 November 2022, November 09, 2022 WIB Last Updated 2022-11-10T04:15:25Z
    masukkan script iklan disini

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali menggelar pelatihan untuk sejuta petani dan penyuluh. Kegiatan yang akan terpusat di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang akan difokus pada materi kewirausahaan pertanian.

    Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengatakan, Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh ini menjadi bentuk peningkatan agenda intelektual yang diharapkan dapat menghadapi kondisi yang dinamis dengan ketidakpastian harga dan pasokan pangan dunia.

    “Pelatihan ini menjadi upaya untuk scaling up (peningkatan kapasitas) Penyuluh dan pelaku pertanian memanfaatkan seluruh potensi yang telah diberikan. Untuk menghadirkan pertanian besok yang harus makin maju, mandiri dan modern menghadapi era dan tantangan hari ini dan esok,” katanya.

    SYL menilai, pelatihan ini sangat penting dan strategis bahkan multi dimensional untuk menghadirkan upaya mantap dalam menghadapi tantangan dunia dan kehidupan pertanian. Pelatihan ini lanjutnya, juga mempersiapkan petani, penyuluh dan pelaku pertanian lainnya menyangga pertanian Tanah Air bahkan berkontribusi pada dunia bisnis.

    Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, dari pelatihan sejuta petani dan penyuluh sebelumnya terbukti mampu meningkatkan serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dari tiga kali pelatihan yang jumlah pesertanya mencapai 7 juta orang, ada sekitar 4 juta yang kini berhasil mengakses KUR dengan total Rp 66 triliun.

    “Jadi berbagai pelatihan, baik KUR, smart farming dan sebentar lagi kewirausahaan, kami berharap dapat menggenjot KUR, meningkatkan produktivitas dan menggenjot agribisnis kita. Jadi peran pelatihan itu luar biasa,” kata Dedi saat memberikan arahan pada Sosialisasi Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh volume 4 Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (9/11).

    Pelatihan telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemanfaatan KUR. Dari KUR juga mampu menggenjot produktivitas, sehingga berujung pada PDB pertanian yang mampu positif meski kita terkena wabah Covid, gangguan climate change dan perang Rusia-Ukrania,” tuturnya.

    Bahkan kegiatan pelatihan ini, menurut Dedi, telah mendapatkan penghargaan Rekor MURI karena berhasil melaksanakan pelatihan dengan peserta terbanyak, dalam 1 kali pelatihan mencapai 1,6 juta peserta. “Jangan-jangan baru kali ini terjadi,” tegasnya

    Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP, Dr. Leli Nuryati mengatakan, peran petani milenial dan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) sangat berperan dalam mendorong kewirausahaan pertanian. Salah satu modal wirausaha adalah dengan memanfaatkan KUR untuk pengembangan usaha.

    “Tujuan pelatihan ini untuk meningkatan pengetahuan petani, penyuluh dan insan pertanian lainnya tentang kewirausahaan dan kemandirian pertanian.

    Harapannya nanti dapat mendorong inovasi pertanian dan berdaya saing untuk kemandirian dan kesejahteraan petani,” kata Leli saat Sosialisasi Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang akan berlangsung pada 22-24 November 2022 di Jakarta, Rabu (9/11).

    Kementerian Pertanian menargetkan peserta pelatihan kewirausahaan mencapai 1 juta lebih peserta.


    Leli mengatakan, metode pelatihan ini adalah off line dan on line. Untuk Off line akan dilaksankaan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang. Sedangkan online akan berlangsung di seluruh Indonesia melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian yang ada di beberapa wilayah.

    Pelatihan kewirausahaan ini ungkap Leli, akan berlangsung selama 30 jam pelajaran. Untuk penyuluh pertanian akan memadukan dengan LMS sebagai bahan pembelajaran. “Dengan 30 jam pelajaran penyuluh akan mendapatkan sertifikat untuk penilaian angka kredit. Karena itu penyuluh pertanian wajib masuk dalam LMS,” ujarnya.

    BPPSDMP menargetkan peserta pelatihan sebanyak 1.740.920 peserta, baik dari petani, penyuluh pertanian dan insan pertanian lainnya. Untuk penyuluh ditargetkan sebanyak 74.649 peserta, sedangkan petani dan insan pertanian sebanyak 1,66 juta peserta.

    Leli mengatakan, hingga kini yang sudah terdaftar sebanyak 672.193 peserta atau baru 38 persen. Sedangkan penyuluh yang terdaftar baru 9.306 peserta dan petani 659.811 peserta dan 3.076 insan pertanian lainnya.

    “Akhir minggu saya harapkan peserta sudah sampai 1 juta orang dan minggu depan kita tinggal kejar 700 ribu peserta lagi. Kita dorong melalui pendaftaran online melalui UPT-UPT pelatihan,” katanya.



    Untuk Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi ditargetkan sebanyak 262.439 peserta yang mengkoordinir peserta di Jakarta dan Jawa Tengah.

    Sedangkan BBPPKH Cinagara sebanyak 58.596 peserta untuk wilayah Yogyakarta dan Banten, BBPP Lembang targetnya 237.205 peserta dari Jawa Barat.

    Sementara BBPP Ketindang, Malang mendapat target paling banyak yakni 317.866 ribu peserta dari penyuluh dan petani di Jawa Timur. Adapun BBPP Batu ditargetkan 107.393 peserta dari Bali, Maluku, Maluku Utara, NTB, Papua dan Papua Barat.

    Untuk BBPP Batangkaluku sekitar 214 ribu peserta di wilayah Sulawesi dan Gorontalo. BBPP Kupang sebanyak 43 ribu peserta, Bapeltan Jambi 236 peserta untuk wilayah Aceh, Jambi, Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Adapun Bapeltan Lampung sebanyak 159 peserta dari Bengkulu, Lampung dan Sumatera Selatan.

    BBPP Binuang ditargetkan sebanyak 103 ribu dari penyuluh dan petani di Kalimantan. “Kita targetkan 100 peserta bisa off line di BBPP Binuang. Dalam pelaksana off lina ini kita harapkan ada ekspo dan demo inovasi dari P4S dan BBPP Binuang sendiri,” ujar Leli.

    Soal kurikulum, Leli menjelaskan, selain materi kebijakan pengembangan kewirausahaan, juga akan ada materi entrepreneurship dan pengembangan usaha pertanian, manajemen keuangan, manajemen SDM dan pemasaran, strategi membangun korporasi melalui koperasi dan kemitraan bisnis. “Selesai pelatihan kami harapkan ada tindak lanjutnya,” tegasnya.

    Sementara itu Ketua Harian Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani), Fatan A Rasyid berharap, target pelatihan ini bukan hanya jumlah peserta yang mencapai 1 juta, tapi juga kualitas yang dihasilkan. Jadi, pelatihan dapat memberikan solusi untuk menghasilkan petani yang entreprenuer.

    “Persoalan klasik selama ini yang muncul adalah petani selalu mengeluhkan siapa yang membeli ketika panen, apakah harga menguntungkan atau tidak. Bagaimana dukungan sarana prasaran dan dukungan infrastruktur bagi usaha petani,” ujar Fathan.

    Selain itu Fathan mengajak, petani yang telah mengikuti pelatihan dapat membentuk koperasi sebagai bentuk usaha. “Kita bisa belajar dari negara maju seperti AS, satu dinatara orang AS adalah anggota koperasi aktif. Bahkan produk pertanian dikuasi koperasi,” imbuhnya.

    Karena itu, mantan Kepala Pusat Penyuluhan ini mengusulkan agar materi perlatihan memuat materi perkoperasiaan, prinsip co-operation yang bukan kompetisi, tapi bersinergi antar berbagai pihak.

    Sementara itu, Sekjen Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Zulharman Djusman menyoroti materi pelatihan tidak hanya kewirausahaan dibagian hulu, tapi juga hilir. Sebab, selama ini yang menjadi persoalan petani adalah justru di bagian hilir, khususnya dalam pemasarana.

    Materi lain menurut Zulharman yang perlu diajarkan adalah manajemen keungan yang selama ini menjadi kendala petani. Seperti diketahui umumnya petani yang tidak mempunyai dasar manajemen ketika mendapatkan uang dari penjualan hasil panen, mereka cenderung membeli apa saja meski tidak memerlukan. “Ini perlu mendapatkan perhatian kita semua, kalau ingin meningkatkan kesejahteraan petani,” pungkasnya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini