Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Banyak negara yang diramal akan masuk ke dalam jurang resesi tahun 2023 ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin optimis Indonesia tak akan terperosok ke dalam resesi.
Menurut dia memang, tahun 2023 ini adalah tahun yang punya tantangan luar biasa dan membutuhkan upaya ekstra untuk bertahan dan pulih.
"Ini adalah tahun yang very interesting, banyak tantangan yang tidak mudah, extraordinary," kata dia.
Ia menyebutkan dari laporan International Monetary Fund (IMF) 1/3 ekonomi dunia akan mengalami resesi.
"Kita tidak masuk yang sepertiga, dan insyaallah kita akan jaga terus.
"Kita selalu menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi kita kuat sampai dengan kuartal III tahun ini, mungkin kuartal IV pun kita berharap bisa bertahan 5%," jelasnya.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan di level 5,3%.
Angka itu ditetapkan bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam bentuk Undang-Undang (UU) Nomor 28 Tahun 2022 tentang APBN Tahun Anggaran 2023.
Sejauh ini pemerintah belum mengubah asumsi pertumbuhan ekonomi 2023.
Namun apabila terdapat perkembangan yang signifikan pada tahun depan, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan asumsi APBN seperti yang terjadi pada tahun ini dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022.
Sebelumnya sejumlah lembaga Internasional memang merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 menjadi 4,7%.
Angka itu berasal dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang awalnya memproyeksikan ekonomi Indonesia 2023 tumbuh 5,3%, lalu merevisinya menjadi 4,7%.
Selain OECD, lembaga-lembaga lainnya pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan.
Bank Dunia merevisi proyeksinya dari 5,1% menjadi 4,8%, Asian Development Bank (ADB) dari 5,4% menjadi 5%, dan International Monetary Fund (IMF) yang menurunkan proyeksi dari 5,3% ke 5%.
(Red/**)