Jakarta, Kabartujuhsatu.news, – Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengungkapkan salah satu alasan ihwal belum terbentuknya koalisi Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Rencananya koalisi ini akan menamakan diri sebagai Koalisi Perubahan.
Ali menjelaskan, hingga kini hanya partainya yang sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Dia menyebut calon mitra koalisinya belum menyatakan secara eksplisit soal dukungannya kepada bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Kalau ditanya kenapa belum terbentuk koalisi? Karena pernyataan itu belum pernah secara resmi disampaikan.
"Apakah pernyataan dukungan kepada Mas Anies diikuti dengan syarat harus pasangan dengan si ini? .
"Tentunya ini yang jadi masalah hari ini,” ujar Ali, Sabtu, 21 Januari 2023.
Adapun Partai Demokrat menyodorkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai pendamping Anies.
Sementara itu, PKS mengusulkan nama Wakil Ketua Majelis Syura Ahmad Heryawan alias Aher.
Ali mengatakan tim kecil ketiga partai sudah intensif mengadakan pertemuan dan komunikasi sejak Oktober tahun lalu.
"Tim kecil NasDem kata Ali sudah menyampaikan laporan kepada partainya yang dinilai bekerja dengan baik.
Saat ini, sebut Ali, NasDem sedang menunggu Partai Demokrat dan PKS untuk mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
“Sekarang kita menunggu, karena secara eksplisit belum ada pernyataan secara terbuka.
"Kalau ada pernyataan elit partai, selalu Anies dengan si A, si B,” kata Ali.
Oleh sebab itu, muncul pertanyaan di benak Ali, apakah kedua partai itu tetap mendukung Anies jika pasangannya bukan AHY maupun Aher.
"Pasalnya, kata dia, koalisi ini ingin maju Pilpres, bukan hanya sekadar meramaikan pesta demokrasi.
“Pertanyaan kita, kalau umpamanya tidak dengan AHY, Aher, apakah masih mau mendukung Anies?.
"Kita ini kan mau berkoalisi, kita tidak sedang meramaikan demokrasi, bukan sekadar ikut-ikutan,” kata dia.
Menurut Ali, tidak elok jika bahasan soal cawapres sudah mencuat, sementara di satu sisi belum ada deklarasi resmi soal dukungan kepada Anies.
"Oleh sebab itu, Ali menyebut partainya saat ini lebih tertarik mendiskusikan soal kriteria Cawapres Anies, alih-alih soal figur.
“Kita kan juga belum tahu partai apa saja yang mendukung Anies.
"Sampai hari ini baru NasDem, jadi tidak elok kalau di luar berbicara cawapres, tapi kita juga belum pernah mendengar pernyataan dukungan terbuka dari partai-partai tersebut,” terang Ali.
Sebelumnya, Deputi Analisa Data dan Informasi DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengatakan hanya pasangan Anies Baswedan dan AHY yang merupakan simbol perubahan.
Menurut Syahrial, Anies-AHY punya kekuatan elektabilitas pada masing-masing segmen. Sehingga, keduanya bisa saling menguatkan kala dipasangkan.
“Jika Anies coba dipasangkan dengan tokoh status quo, bukan Koalisi Perubahan lagi namanya,” kata Syahrial dalam keterangannya, Selasa, 17 Januari 2023.
Adapun saat ini hanya Partai NasDem yang sudah resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Menurut Syahrial, jika Anies dipasangkan dengan AHY, maka duet tersebut akan jadi sangat kuat.
Musababnya, kata dia, elektabilitas AHY terus meningkat.
Dia mengatakan pasangan Anies-AHY juga bakal sesuai dengan harapan rakyat yang menginginkan perubahan.
“Elektabilitas Demokrat dan Ketua Umum AHY yang dilaporkan beberapa lembaga survei kredibel, murni karena kerja-kerja partai dan kader. Elektabilitas Demokrat tidak didongkrak oleh tokoh di luar partai,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengaku usulan Partai Demokrat mengusung AHY sebagai pendamping Anies Baswedan tidak menjadi soal.
Menurut dia, hal yang krusial adalah sosok calon presiden dan wakilnya sudah diamini oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
“Ngga ada masalah (AHY cawapres), Pokoknya calon yang pas dengan Presiden dan kesepakatan kita,” ujar Aboe di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Januari 2023.
Sumber berita / artikel asli : TEMPO