Demi Sukseskan Pemilu 2024, Para Pantarlih di Matim Berjibaku Lewati Arus Sungai Untuk Coklit Warga
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Demi Sukseskan Pemilu 2024, Para Pantarlih di Matim Berjibaku Lewati Arus Sungai Untuk Coklit Warga

    Kabartujuhsatu
    Kamis, 09 Maret 2023, Maret 09, 2023 WIB Last Updated 2023-03-10T02:06:18Z
    masukkan script iklan disini

    Matim, Kabartujuhsatu.news,-Meskipun berhadapan dengan tantangan dalam pelaksanaan tugas, para Pantarlih mengaku bangga dengan tugasnya.

    Bangga telah menjadi bagian dalam penyelenggaraan Pemilu. 

    Mereka komit terhadap sumpah dan janji jabatan serta Pakta Integritas yang sudah mereka ikrarkan saat pelantikan. 

    Heribertus Sony Hendra, salah seorang Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) di Manggarai Timur, bercerita tentang seluk beluk kegiatan pencocokan dan penelitian (Coklit) data pemilih di wilayahnya. Soni, bertugas di TPS 002 Pampa, Desa Golo Paleng, Kecamatan Lamba Leda. 

    Demi melaksanakan tugas Negara, ia rela berjibaku melawan derasnya arus sungai saat hendak melakukan Coklit data pemilih. 

    TPS 002 tempat dia bertugas, terdiri dari tiga anak kampung yakni Liang Dalo, Pampa dan Bala. Jarak antara tiga kampung tersebut jauh, sehingga butuh waktu agak lama untuk mencapai kampung-kampung itu. 

    Ia sendiri, berasal dari kampung Liang Dalo. Dua anak kampung lain, yakni Pampa dan Bala, terletak di seberang sungai. 

    "Jadi, saat hendak Coklit di dua wilayah itu, Soni harus menyeberangi sungai besar yang sewaktu-waktu bisa membahayakan keselamatannya. 

    "Kegiatan pencoklitan ini bertepatan musim hujan, jadi sempat khawatir juga. Karena arus sungai tambah besar dan deras, tapi, yang namanya tugas wajib dilaksanakan, apalagi ini tugas Negara," katanya. 

    Nyaris sama dengan Soni, Pantarlih di TPS 004 Golo Pau, Desa Golo Munga, Maria Filani Salus juga bercerita tentang dirinya saat melaksanakan tugas pencoklitan di wilayah kerjanya. 

    Berjalan kaki selama 2 jam menuju kampung Ranamasa (Mengge), adalah salah satu tantangan dalam kerjanya. 

    Kata dia, TPS 004 tempatnya bertugas, terdiri dari dua kampung, yakni, Golo Pau dan Ranamasa (Mengge), Dari dua kampung tersebut, Ranamasa cukup terisolir. 

    "Tidak bisa diakses dengan kendaraan, sehingga harus ditempuh dengan jalan kaki. 

    "Mungkin kalau jalan kaki, kita sudah terbiasa. Cuman saya khawatir, tidak semua warga yang akan didata ada di rumah masing-masing. Justru ini yang bikin kecewa. 

    "Namun, berkat koordinasi dengan Pantarlih Desa Golo Munga Barat, semua wajib pilih yang terdaftar di DPS Golo Munga berkumpul di rumah ketua RT Mengge sehingga mempermudah saat saya lakukan Coklit", kisahnya sembari melempar senyum sumringah. 

    Namun, Filan, sapaan akrab Maria Filani Salus mengaku menikmati tugasnya itu, berjalan kaki melintasi hutan dan pendakian justru dianggapnya menjadi pengalaman eksotis, pengalaman berharga yang sulit ia lupakan dalam hidupnya. 

    "Jalan melewati hutan, sambil dengar kicauan burung, asik juga. 

    "Tapi, tentu tetap waspada karena musim hujan, jadi takut ada kayu yang tumbang, atau apalah, intinya dibawa santai dan nikmati," ujarnya. 

    Selain Soni dan Filan, cerita serupa diungkapkan Yohanes Ogar, Pantarlih yang bertugas di TPS 002 Desa Goreng Meni. 

    "Jalan kaki bukan halangan baginya. Ia menjalani tugasnya dengan semangat dan tanggung jawab. 

    TPS tempat Yohanes bertugas, terdiri dari dua kampung yaitu Tuwa dan Dawung.

     "Ia mengaku agak kesulitan ketika hendak melakukan pencoklitan di kampung Dawung. 

    "Kampung itu, hingga saat ini masih terisolir. Akses transportasi sangat sulit, sehingga harus ditempuh dengan jalan kaki dari kampung Tuwa, tempat asal Yohanes. 

    "Paling repotnya itu saat bolak-balik kasi keluar jas hujan. Kalau mau masuk rumah orang, kasi keluar dulu, pas mau ke rumah yang lain, pakai lagi dan nanti kasih keluar lagi. 

    "Begitu terus, lalu, paling penting juga soal keselamatan dokumen sehingga di jaga betul biar tidak kena air hujan" ujar Yohanes. 

    Meski begitu, ia tetap harus melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. 

    "Yang namanya tanggung jawab tugas harus tetap dilaksanakan. Kami harus selesaikan pencoklitan ini sesuai waktu," ungkapnya.


    Pendampingan 

    Para Pantarlih ini, diketahui dilantik pada  12 Februari lalu. Usai dilantik, langsung diberi Bimtek oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang diikuti pencoklitan secara serentak pada hari berikutnya. 

    Dalam pelaksanaan tugas, para Pantarlih ini tidak bekerja sendirian. Pendampingan terus dilakukan baik oleh anggota PPS, maupun Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) melalui supervisi dan monitoring. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dalam pendataan. 

    "Meskipun sudah diberi Bimtek, kami tetap lakukan pendampingan. Karena belum tentu materi saat Bimtek itu tersampaikan secara detail dan menyeluruh, belum tentu menjawab semua variasi persoalan di lapangan. 

    Sehingga kehadiran kami secara langsung juga bisa memberikan solusi saat Pantarlih menemukan kendala di lapangan," ujar Robertus Raham, Ketua PPK Kecamatan Lamba Leda, Kamis 9 Maret 2023. 

    Selain itu, pendampingan ini juga menurut Rober, berdampak pada kondisi batin para Pantarlih saat bekerja. 

    "Pendampingan kami secara langsung tentunya memberikan semangat bagi Pantarlih bahwa mereka tidak bekerja sendiri dalam pencoklitan," katanya. 


    Rober menjelaskan, pemutakhiran data pemilih adalah kunci awal tahapan pemilu untuk menghasilkan data pemilih yang berkualitas. Data pemilih berkualitas artinya seluruh warga Negara yang  memiliki syarat normatif masuk dalam data pemilih, yang tentunya akurat dan mutakhir. 

    Sesuai amanat UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan PKPU Nomor 7 Tahun 2022, maka KPU Kabupaten/Kota berkewajiban melaksanakan Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan dengan memperhatikan data kependudukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 

    "Pemutakhiran data ini dilakukan secara berkelanjutan, dengan tujuan memelihara dan memperbaharui data Pemilih sehingga dapat mempermudah proses pemutakhiran data dan penyusunan data Pemilih pada pemilu atau Pemilihan selanjutnya. 

    "Juga untuk meng-update data Pemilih sehingga memenuhi aspek komprehensif, akurat, dan mutakhir," jelasnya. 

    Diungkapkan Rober, jadwal Coklit akan berakhir pada 14 Maret mendatang. Namun, masa tugas Pantarlih sesuai SK baru berakhir pada 11 April 2023. 

    "Usai Coklit selesai, kemungkinan ada data yang keliru. Karena itu, PPS akan panggil lagi pantarlihnya agar data yang keliru itu diperbaiki," tandasnya. 

    Pelaksanaan pemutakhiran data pemilih ini juga turut diawasi oleh Bawaslu Kabupaten Manggarai Timur melalui jajarannya pada tingkat kecamatan yakni Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) dan Panwaslu Kelurahan/Desa (PKD) pada tingkat desa.

    Ketua Panitia Panwascam Lamba Leda Hilarius Jemada mengatakan, substansi pengawasan adalah terkait kepatuhan Pantarlih terhadap mekanisme, prosedur dan tata cara pencoklitan. 

    Perlakuan adanya pembatasan akses data pemilih kepada Pengawas Pemilu merupakan sebuah kesulitan dalam proses perbaikan data pemilih berkelanjutan ini. 

    "Seharusnya Panwas Pemilu memperoleh data lengkap terkait daftar pemilih untuk kepentingan pengawasan. 

    "Tentunya kewenangan itu dalam batas kewajaran agar pelaksanaanya sesuai Juknis," tegas Hila, Kamis 9 Maret 2023. 

    Apabila akses data itu dibatasi, maka saran dan perbaikan daftar pemilih oleh Pengawas Pemilu semakin rendah. 

    "Bahkan, yang menjadi catatan penting temuan Panwas saat Pantarlih laksanakan Pencoklitan adalah tidak dibagikan Formulir A Tanda Bukti Terdaftar kepada Kepala Keluarga (KK). 

    "Kami sudah koordinasi dengan PPK bahwa alasan belum dibagikannya Formulir A Tanda Bukti Terdaftar disebabkan persediaan terbatas. Pasti akan dibagikan pada waktunya setelah KPUD Matim distribusikan persediaan tambahan. 

    "Karena itu, semua wajib pilih yang telah memenuhi persyaratan baik yang terdaftar di DP4 dan Pemilih potensial harus di Coklit. 

    "Kami sungguh percaya bahwa rekan-rekan penyelenggara teknis melaksanakan kerja Pencoklitan ini dengan baik dan profesional," ujarnya. 

    Ia berharap agar pola koordinasi antar sesama penyelenggara menjadi hal mutlak agar penyelenggaraan Pemilu nanti bisa sukses sebagaimana yang dikehendaki bersama.

    Penulis: Agustinus Ardi
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini