Ini Pesan Kadis Pendidikan Manggarai Untuk Para Guru di Kabupaten Manggarai
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Ini Pesan Kadis Pendidikan Manggarai Untuk Para Guru di Kabupaten Manggarai

    Kabartujuhsatu
    Selasa, 21 Maret 2023, Maret 21, 2023 WIB Last Updated 2023-03-21T17:38:05Z
    masukkan script iklan disini

    Ruteng, Kabartujuhsatu.news, Bagi para Guru di kabupaten manggarai,Nusa tenggara timur (NTT)  wajib menerapkan 6 kecakapan belajar abad ke-21 di sekolah, hal  tersebut adalah episode ke-23 Sitstem merdeka belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan RI, Nadiem Makarim. hal ini di sampaikan oleh kadis pendidikan manggarai, Fransikus Gero, s.pd, pada memantau ujian berbasis android di SMPN 3 Langkr Rembong watu Alo pada (21/3/2023)

    Ia menjelaskan bahwa, enam kecakapan belajar abad ke-21 yang dikenal dengan istilah 6C tersebut antara lain; Character, citizenship, critical thinking, creativity, Collaboration dan Communication.

    Saat ini, menteri pendidikan sudah meluncurkan 23 episode merdeka belajar. 

    Adapun penekanan atau penegasan dari Menteri Nadiem, tentang episode merdeka belajar bermura akhir pada siswa yang pintar secara akademik dan cerdas secara moral atau mental.

    “Percuma pintar kalau anak tidak memiliki kecerdasan atau tidak memiliki moral yang baik. Terkait dengan peluncuran kurikulum merdeka juga tidak berarti anak-anak dibiarkan menganut prinsip kebebasan tanpa terkendali. Guru-guru juga begitu,” jelas Kadis Frans.

    Merdeka dalam belajar kata dia adalah merdeka dalam konteks yang benar. Medreka dalam kontek mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

    “Penegasan dari pemerintah pusat mulai dari guru sampai pada anak yaitu kita harus memiliki kecakapan abad ke-21,” katanya. Adapun 6 kecakapan itu antara lain;

    Pertama Character; Era teknologi kalau tidak diketahui dan dengan baik maka karakter anak menjadi rusak.

    “HP adalah salah satu penyebabnya. Banyak sekali situs-situs online yang seharusnya belum layak ditonton oleh anak-anak karena itu harus dibawa kendali orangtua,” katanya.

    Kedua adalah citizenship (kewarganegaraan). Seorang siswa harus diajarkan untuk memilih wawasan kebangsaan. Bagaimana seorang siswa dibentuk untuk menghargai kepatutannya sebagai warga negara.

    “Siswa harus menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” kata Kadis Frans. .

    Ketiga adalah Critical Thinking (berpikir kritis). Critical thinking lebih kepada melatih anak-anak berpikir kritis, terkait penalaran-penalaran kritis.

    “Kritis yang berkaitan dengan berpikir positif. Karena kalau dia bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk tentu akan berperilaku positif. 

    "Dengan berpikir positif kita tidak boleh menciptakan suatu komunitas dengan membangun komunikasi di atas narasi kebencian,” kata Kadis Frans.

    Keempat Ceativity (Kreativitas), Kadis Fransiskus Gero menjelaskan, dirinya percaya bahwa Kepala Sekolah (Kepsek) dan guru-guru menjunjung tinggi kualitas dan mutu untuk meningkatkan kreativitas siswa.

    “Tentu siswa memiliki kreativitas yang tinggi kalau didukung dengan kreativitas dari para guru,” katanya.

    Kelima Collaboration (Kolaborasi). Kata Kadis  Frans, semangat kolaborasi kerjasama penting diterapkan di sekolah.

    Ia mencontohkan terkait dengan pembangunan sekolah dengan melibatkan banyak pihak misalnya orangtua murid maupun alumni.

    “Kepala sekolah dan guru-guru di sini sudah mulai dengan kita meminta pengertian orangtua melaksanakan ujian berbasis Android. 

    "Kalau tidak ada kerjasama antara guru dengan orangtua murid tentu tidak akan kolaborasi,” katanya.


    “Ini sekolah (SMPN 3 Langke Rembong) lama dan sudah lama. Jadi aktifkan kembali gerakan alumni membangun dalam semangat kolaborasi. Siapapun boleh berbagi,” katanya.

    Ke enam; Communication (Komunikasi) menurut Kadis Fransiskus, sekarang banyak orang gagal berkomunikasi. Mereka menggunakan diksi dan narasi yang tidak patut. 

    Cenderung menggunakan narasi kebencian, berharap lembaga pendidikan harus menjadi tempat untuk mendidik orang.

    “Sekarang kita berharap tidak ada lagi ketika kita nonton di televisi, baca di berita tentang korupsi dana BOS, di perguruan tinggi ada korupsi. Mau harap siapa kita ini. Guru adalah benteng pertahanan terakhir agar lembaga pendidikan tetap menjadi lembaga yang mendidik orang,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, tahun ini merupakan kali pertama SMPN 3 Langke Rembong memperlakukan ujian berbasis android. 

    Pemberlakuan ini sebagai upaya memerdekakan siswa dari perbudakan teknologi.

    Sementara sebelum berdiskusi dengan Kepala Sekolah dan Jumpa Pers, terlebih dahulu, Kadis Frans Gero didampingi oleh beberapa staf dari Dinas PPO dan Kepsek Siprianus bersama beberapa guru melakukan pemantauan lansung pelaksanaan ujian setiap kelas.

    Saat masuk ke ruang kelas, tampak Kadis Frans melakukan komunikasi ringan dengan siswa. Ia menyampaikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

    Sesekali ia menanyakan bagaimana persiapan siswa dari rumah untuk menghadapi ujian. 

    Tampak para siswa menyambut Kadis Frans dengan penuh semangat, dan sebagian dari mereka menyampaikan terkait tingkat kesulitan soal ujian.

    “Saya hendak memastikan ujian ini berlangsung dan bagaimana anak-anak melakukannya,” kata Kadis Frans di sela-sela pemantauan. 

    Publish: Ardi
    Kabiro Manggarai
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini