Soppeng, Kabartujuhsatu.news,- Bappelitbanda Kabupaten Soppeng menggelar Rembuk Stunting Tahun 2023 yang dilangsungkan di Aula Kantor Gabungan Dinas Kabupaten Soppeng, Jumat, 31 Maret 2023.
Kepala Bappelitbangda Kabupaten Soppeng, Andi Agus Nongki, S.IP, M.Si dalam laporannya mengatakan,
Kegiatan rembuk stunting ini bertujuan untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting Kabupaten
/Kota terintegrasi.
Selain itu, juga mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting Kabupaten/Kota terintegrasi.
Tak hanya itu namun juga untuk membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi di Kabupaten/Kota, jelasnya.
Menurutnya, "Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah komitmen penurunan stunting yang ditandatangani oleh pimpinan daerah, DPRD, kepala desa, pimpinan OPD dan perwakilan sektor non pemerintah dan masyarakat.
"Rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas sektor untuk dalam RKPD/Renja OPD tahun berikutnya.
"Izinkan juga kami melaporkan terkait pemberian apresiasi kepada pemerintah desa/kelurahan yang ditentukan melalui dua indikator yang ditentukan menjadi parameter untuk menentukan 3 Desa/Kelurahan yang terbaik yaitu kemampuan desa untuk mengakselerasi penurunan stunting di wilayahnya yang diukur dari persentase penurunan stunting dari Tahun 2022 (Data Agustus 2022 ke data februari Tahun 2023).
"Persentase cakupan penimbangan balita berdasarkan hal tersebut terpilih 3 Desa yaitu Desa Lalabata Riaja, Desa Tottong, Desa Kessing.
"Serta penghargaan khusus kepada TP. PKK Kabupaten Soppeng atas partisipasi aktif dalam mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Soppeng.
Ditempat yang sama, Wakil Bupati Soppeng Ir. H. Lutfi Halide, MP dalam sambutannya, menyampaikan bahwa Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), stunting Kabupaten Soppeng tahun 2022 meningkat dibandingkan tahun 2021.
Sementara itu berdasarkan data aplikasi E-PPGBM (Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) pada tahun 2022 angka stunting di Kabupaten Soppeng turun dari tahun 2021.
"Walaupun data tersebut berbeda, tetapi pada intinya adalah bagaimana memaknai data yang ada dan bagaimana upaya kita untuk percepatan penanganan stunting sesuai data yang ada.
"Sebagaimana dipahami bersama penyebab stunting bukan hanya pasca kelahiran tetapi jauh sebelumnya, sejak remaja, hamil, menyusui yang penyebabnya bisa jadi karena sanitasi yang buruk, asupan ibu selama kehamilan kurang berkualitas,.
Selain itu, stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun tidak tercukupi, tidak diberikan Asi Eksklusif ataupun MP ASI (Makanan Pendamping ASI), atau yang diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas.
"Karena penyebab stunting yang beragam, maka untuk penyelesaiannya, tidak cukup hanya pada satu sektor saja (sector Kesehatan), tetapi melalui pendekatan intervensi multisektor yang mengarah pada peningkatan kualitas intervensi spesifik dan sensitif terutama melalui pemenuhan seluruh indicator.
"Rembuk Stunting yang kita laksanakan hari ini adalah tahapan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara terintegrasi antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat, serta untuk memperkuat komitmen pimpinan daerah terhadap upaya percepatan penurunan stunting.
"Sejalan dengan hal tersebut, tema yang diusung pada pelaksanaan Rembuk Stunting kali ini adalah “Atasi Stunting berbasis kearifan lokal “Mappadeceng” dimana terdapat dua komponen penting yang wajib berjalan beriringan, untuk dapat mendukung percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Soppeng.
"Terkait dengan Gerakan Mappadeceng, yang berjalan sejak beberapa tahun yang lalu, dan telah terbukti menjadi salah satu model pendekatan dalam menyelesaikan masalah-masalah Sosial kemasyarakatan di Kab. Soppeng, dan atas isiatif Bapak Bupati, Gerakan “Mappadeceng” kembali digunakan untuk penanganan stunting di Kabupaten Soppeng dan saat ini telah berjalan, dengan melibatkan pemangku kepentingan lintas sector (SKPD, PKK, TNI/Polri organisasi profesi dan masyarakat) turun di desa dan kelurahan untuk memastikan seluruh Balita yang terdata sebagai anak stunting dintervensi gizi-nya dan memastikan pemberian makanan tambahan tersebut dikonsumsi sasaran, termasuk fasilitasi kepesertaan BPJS, untuk keluarga dengan anak stunting.
Penandatanganan Pernyataan Komitmen Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Soppeng oleh Wakil Bupati Soppeng, Kepala SKPD terkait, PKK, Kecamatan, Desa/kelurahan.
Penyerahan piagam penghargaan kepada desa yang berhasil dalam menurunkan jumlah balita stunting pada tahun 2023 kepada desa Lalabata Riaja, Tottong, Kessing.
Dan penghargaan khusus kepada Tim Penggerak PKK Kabupaten Soppeng atas partisipasi aktif dalam mendukung penurunan stunting tingkat kabupaten Soppeng.
Turut Hadir : para Staf Ahli, para Asisten Setda Kab. Soppeng, para Kepala SKPD, Para Camat, para Kepala Desa/Lurah se Kab. Soppeng.
(Red/**)