Bogor, Kabartujuhsatu.news, - Sejumlah bahan pangan pokok di Pasar-pasar Bogor, Jawa Barat terpantau normal. Ketersediaan aman dan harga relatif stabil.
Kepastian ini disampaikan Kepala Unit Pasar Leuwiliang Bogor, Mulyadi.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada kenaikan signifikan harga karena pasokan yang dikirim berjalan lancar.
"Masih terlihat normal dan untuk stok bahan pangan pokok di pasar juga masih terbilang aman, katanya.
"Begitupun harga-harga relatif stabil sebab pasokan terus datang," terang Mulyadi, Selasa, 4 April 2023.
Selain itu, Mulyadi juga menjelaskan bahwa, harga beras medium saat ini berkisar di angka Rp10 sd 12 ribu per kg, beras premium Rp14 ribu per kg, bawang merah 32 ribu per kg, cabai merah Rp28 per kg, daging ayam Rp34 per kg, telur ayam Rp28 per kg dan daging sapi Rp130 per kg.
Katanya Dia, "Harga tersebut masih terbilang normal karena apabila dibandingkan Maret bulan lalu kenaikannya relatif kecil yaitu antara Rp200 hingga Rp500 perak.
"Begitu juga dengan harga daging sapi yang stabil di harga Rp130 ribu perkilogram, tandasnya.
Menurutnya, "Di Pasar Leuwiliang bisa dipastikan harga-harga normal dan belum ada kenaikan yang cukup tinggi.
"Namun untuk keramaian mulai meningkat sejak hari pertama puasa, bahkan peningkatannya kurang lebih 20 persen," sebutnya.
Di Pasar Rakyat Tamansari, Bogor, salah seorang pedagang setempat, Saeful, mengatakan bahwa harga-harga relatif normal meski terdapat kenaikan pada daging sapi sebesar Rp5000.
"Jadi harga yang dijual saat ini mencapai Rp135 ribu perkilogram, sebut Saeful.
"Yang lainya cabai rawit hanya Rp20 ribu dan cabai jablai Rp50 ribu. Hanya pada daging sapi yang naik Rp5 ribu menjadi Rp135 ribu," jelasnya.
Sementara itu ditempat terpisah, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan bahwa ada tiga subsektor yang sejauh ini konsisten menjadi penyokong utama bagi kokohnya perekonomian Nasional, diantaranya ditopang oleh komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, jagung, cabe rawit dan juga kopi.
"Kesemua komoditas tersebut meningkat dan mampu mendongkrak pasokan ke pasar domestik maupun luar negeri, ujar Pudji.
"Terkait kondisi tersebut, BPS merilis kenaikan nilai tukar petani atau NTP pada subsektor perkebunan, peternakan, maupun subsektor hortikultura. NTP perkebunan pada bulan Maret 2023 berada pada posisi tertinggi, yaitu 129,47 atau naik 1,94 persen. Sedangkan NTP subsektor hortikultura mencapai 113,16 atau naik 1,91 persen, serta peternakan 100,34 atau naik 0,58 persen.
"Komoditas yang dominan dalam kenaikan subsektor perkebunan adalah kelapa sawit, kopi dan karet," pungkasnya.
(Red/**)