Suster Bernadine, PRR : Kurikulum Merdeka Mulai Dari Yang Sederhana
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Suster Bernadine, PRR : Kurikulum Merdeka Mulai Dari Yang Sederhana

    Kabartujuhsatu
    Senin, 03 April 2023, April 03, 2023 WIB Last Updated 2023-04-03T12:19:55Z
    masukkan script iklan disini

    Manggarai, Kabartujuhsatu.news,-Kepala Taman Kanak-Kanak (TK) St. Maria Immaculata, Suster Bernadin, PRR mengatakan Satuan Pendidikan yang dipimpinnya telah melaksanakan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2022.

    Implementasinya mulai dari hal yang kecil/sederhana, agar terjadi pembiasaan pada siswa untuk pembentukan karakter peserta didik. 

    Hal ini disampaikannya dihadapan Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai yang melakukan kunjungan kerja pada hari Sabtu, 4 April 2023.

    Saat melakukan kunjungan kerja tersebut Kadis PPO Kabupaten Manggarai Fransiskus Gero, S.Pd didampingi pengawas PAUD Ibu Ferena Talla, S.Pd dan Ibu Yustina Enol, S.Pd. Saat kunjungan tersebut Kadis PPO diterima oleh Suster Bernadine, PRR para guru bahkan dengan anak-anak TK. 

    Suster menyampaikan  terima kasih dan rasa bahagianya berulang-ulang atas kehadiran Kadis PPO Kabupaten Manggarai. 

    “Terima kasih Bapak Kadis, inilah keadaan kami, kami bahagia sekali Bapak melihat kami, Bapak rela  tinggalkan kesibukan demi melihat kami, sekali lagi Bapak terima kasih dan kami sangat senang.” 

    Demikian sapaan awal Suster Bernadine kepada Kadis dan rombongannya. 

    Selanjutnya Kadis PPO dan para Pengawas diarahkan dari ruang ke ruang untuk menyaksikan implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah tersebut. 

    Ada pemandangan menarik yang disaksikan media ini, siswa memulai kegiatan dengan berdoa dan membaca Kitab Suci. 

    Sementara yang memimpin doa adalah siswa TKK itu sendiri. 

    Setelah berdoa siswa diberi kesempatan untuk berbagi cerita dan siswa yang lain bertanya.
     
    Implementasi Kurikulum Merdeka dan Pembentukan karakter.

    Suster Bernadine selanjutnya menjelaskan implementasi Kurikulum merdeka di sekolah tersebut mulai dari hal yang sederhana, saat siswa masuk pagi dijemput guru di depan gerbang dengan mengenakan semacam rompi yang di depan rompi tersebut ada pilihan “salam sapa” yang dilengkapi dengan gambar. 

    Kurang lebih ada 6 (enam) salam sapa yang tertulis rompi tersebut: Satu Lambaian tangan, kedua hati-hati ya, ketiga berjabatan tangan, keempat pelukan, kelima ciuman jauh, keenam toast. 

    Siswa satu persatu masuk gerbang dan diberi pilihan untuk menunjuk gambar dan tulisan sesuai keinginannya. 

    Jika siswa menginginkan berjabatan tangan maka siswa tersebut menunjuk gambar berjabatan tangan, sehingga sebelum melewati guru yang menjaga siswa tersebut memeluk gurunya. 

    Jika siswa memilih gambar berjabatan tangan maka sebelum masuk gerbang siswa berjabatan tangan dengan gurunya. 

    Demikian juga pada saat pulang siswa dan guru yang ditugaskan di gerbang melakukan prosesi seperti saat mereka masuk. 

    Absen Mandiri dan “Emoji” Kritikan 

    Sambil menunjuk ke gambar dinding di ruang kelas Suster memperlihatkan ada potongan kertas gantung  dua sisi, sisi satu nomor absensi dan sisi lain nomor urut. 

    Anak-anak sudah diajarkan dan sudah tahu nomor urut dan namanya. Sebelum masuk semua sisi menampilkan nomor urut, ketika siswa masuk kelas langsung absen mandiri dengan membalik nomor ke dinding tembok dan yang muncul adalah nama siswa.

    Ini sudah menjadi pembiasaan dalam rangka pembentuk karakter, berdisiplin tertib dan teratur, karena yang mengubah sisi gambar adalah siswa sesuai nama dan nomor urut. 

    Hal menarik lainnya Suster menunjuk gambar yang mewakili perasaan siswa seperti; kesal, marah, senang disertai gambarnya. Saat menjelang pulang, perwakilan siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi guru dengan perasaannya dalam bentuk mengambil “ “kertas model” untuk disematkan pada emoji perasaannya.  

    Dengan begitu para guru bisa melakukan evaluasi atas perasaan siswa. 

    Kadis PPO, Praktik Baik akan di Replikasi

    Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai mewakili pemerintah mengapresiasi segala bentuk praktik baik di sekolah ini. 

    “Selamat ya Suster, para guru dan anak-anak, respek yang tinggi karena sudah banyak praktik baik di sekolah ini, sungguh luar biasa, kami minta ijin agar beberapa praktik baik di sekolah ini bisa direplikasi di jenjang SD dan SMP.” pangkas Frans. 

    Selanjut Kadis PPO mengapresiasi beragam inovasi yang dilakukan Suster dan para guru. 

    Hal sederhana penggunaan barang bekas sebagai alat peraga pembelajaran, penggunaan botol aqua bekas jadi pot bunga bahkan digunakan untuk pagar ruangan kelas. 

    Ada juga pemandangan menarik menggunakan prototype pemandangan lautan, ada pasir laut dalam bak, model kura-kura, ikan dan hewan lautan lainnya, kolam pancingan,  agar sejak dini anak diperkenalkan dengan alam pesisir. 

    Menutup kunjungannya Kepala Dinas PPO bersama guru yang mengenakan rompi “salam sapa” berdiri di depan gerbang menunggu antrian siswa pulang. 

    Satu persatu mereka keluar lalu memilih gambar sesuai perasaannya. 

    Ada yang menunjuk berjabatan tangan, selanjutnya berjabatan tangan dengan gurunya dilanjutkan berjabatan tangan dengan Kadis PPO dan sejumlah pilihan sesuai perasaanya. 

    Untuk diketahui, TK St. Maria Immaculata selain menyelenggarakan pendidikan PAUD, juga melaksanakan kegiatan Taman Penitipan Anak dengan pengasuh yang lengkap, fasilitas tempat tidur, kulambu yang penuhi standar kelayakan (KE).

    Editor/ Published: Ardi
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini