Kebumen, Kabartujuhsatu.news, - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo berharap keberadaan Hotel Mexolie di atas lahan 8 hektar eks pabrik minyak kelapa Sari Nabati peninggalan zaman kolonial Belanda di Kebumen, mampu mendongkrak sektor pariwisata dan memberi efek multiplier bagi perekonomian masyarakat Kebumen.
Termasuk memberikan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kebumen dari sektor pariwisata melalui pajak yang dibayarkan.
Hotel berbintang yang sangat bersejarah ini terletak bersebelahan dengan Stasiun Kebumen.
Dibangun tahun 2014 dengan peletakan batu pertamanya oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan beroperasi sejak tahun 2017.
Hotel Mexolie Kebumen memiliki nilai historis yang tinggi.
Hotel ini dulunya adalah pabrik minyak kelapa yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1851.
Selain itu, di lokasi ini juga digunakan sebagai tempat pusat pemerintahan pada waktu itu.
Setelah Perang Dunia II selesai, bangunan tersebut menjadi Pabrik Minyak Kelapa Sari Nabati.
Oleh karena itu, di Hotel Mexolie kita dapat melihat Bangunan Arsitektur era kolonial yang masih dilestarikan sampai sekarang.
"Daya tarik Hotel Mexolie ini adalah kawasan bersejarahnya. Para tamu yang menginap di hotel bisa melakukan napak tilas di kawasan yang menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa yang terjadi pada 3 zaman terdahulu, yaitu zaman kerajaan, zaman kolonialisme dan zaman kemerdekaan," ujar Bamsoet usai mengunjungi Hotel Mexolie miliknya di Kebumen, Minggu (21/5/23).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Hotel Mexolie yang mulai beroperasi di tahun 2017, memiliki nilai historis yang tinggi.
Hotel Mexolie dulunya adalah pabrik kelapa sawit terbesar di seantero Nusantara dan juga tempat berdirinya pusat kerajaan di Jawa Tengah bagian selatan yang bernama Kerajaan Panjer Nagari.
"Selain itu, di lokasi ini juga digunakan sebagai tempat pusat pemerintahan pada waktu itu. Setelah Perang Dunia II selesai, bangunan tersebut menjadi Pabrik Minyak Kelapa Sari Nabati.
Setelah kemerdekaan, aset-aset pabrik Sari Nabati dinasionalisasikan di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, pabrik Sari Nabati didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1851 dengan nama awal N.V. Maatschappij tot Exploitatie van Olie-fabrik.
Sejalan waktu, pabrik Sari Nabati beberapa kali mengalami perubahan nama, mulai dari Mexolie, berubah menjadi Nabatiasa dan kembali menjadi Sari Nabati.
"Hotel Mexolie memiliki 84 kamar dan dilengkapi dengan ruang pertemuan yang dapat menampung hingga 3.000 orang.
"Meski terdapat beberapa bangunan baru, Hotel Mexolie masih mempertahankan bangunan peninggalan kolonial Belanda," pungkas Bamsoet. (*)