Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menuturkan Indonesia saat ini sedang menghadapi tiga momentum penting.
Pertama, momentum bonus demografi karena komposisi demografi didominasi kelompok usia produktif, dimana 70 persen diantaranya adalah generasi muda.
Kedua, momentum kebangkitan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Ketiga, momentum menyongsong Visi Indonesia Emas 2045, salah satu targetnya yakni pada usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia di tahun 2045 nanti, harus terdapat peningkatan profil angkatan kerja.
"Keberadaan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Ilmu Komputer ESQ (ESQ Business School) yang berdiri sejak Desember 2022 sebagai bagian dari keluarga besar ESQ Leadership Center di bawah kepemimpinan Ary Ginanjar Agustian, dengan dukungan dari para orang tua asuh yang terlibat, telah memberikan beasiswa pendidikan kepada 500 lebih putri-putri bangsa dari berbagai daerah.
Sehingga turut membantu mewujudkan kemajuan bangsa dalam menyongsong ketiga momentum tersebut," ujar Bamsoet usai menerima perwakilan ESQ Business School, di Jakarta, Rabu (3/5/23).
Perwakilan ESQ Business School hadir antara lain Winantuningtyastiti dan Iesje Latief.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, keberadaan ESQ Business School juga turut berkontribusi dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan kompetitif.
Sekaligus menaikan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK-PT). Mengingat menurut Badan Pusat Statistik (BPS), APK-PT yang menggambarkan jumlah masyarakat yang dapat melanjutkan pendidikan tinggi, pada tahun 2020 baru sekitar 30,85 persen.
"Tertinggal dibanding Malaysia yang mencapai 50 persen dan Singapura yang lebih dari 70 persen.
"BPS juga melaporkan, dari sekitar 138 juta angkatan kerja pada 2020, hanya sekitar 10-12 persen yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Fakta lain, setiap tahun, dari sekitar 3,7 juta lulusan SMA dan sekolah sederajat, sekitar 1,9 juta orang diantaranya tidak melanjutkan kuliah," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, tolok ukur pembangunan sumberdaya manusia juga tidak semata dikonversikan pada rujukan angka-angka.
"Melainkan juga memerlukan pemaknaan dari aspek kualitas berupa pembangunan karakter bangsa.
"Karena sumber daya yang dibutuhkan bukanlah sumber daya robotik.
"Juga sumber daya manusia yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing, tetapi juga berhati Indonesia, dan berjiwa Pancasila.
Pembangunan karakter bangsa inilah yang telah, sedang, dan akan terus diperjuangkan oleh MPR melalui pemasyarakatan Empat Pilar MPR RI. Empat Pilar MPR tersebut adalah Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa, Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu bangsa.
"Karena itu, MPR RI juga telah menjalin kerjasama dengan ESQ Leadership Center dalam memasyarakatkan Empat Pilar MPR RI, yakni dengan memproduksi konten video paduan 4 Pilar MPR RI dalam aplikasi Ruang Pelatihan by ESQ, yang bisa di download secara gratis di berbagai tipe smartphone.
"Sehingga masyarakat bisa mengakses berbagai materi tentang 4 Pilar MPR RI dari manapun dan kapanpun, tidak terhalang jarak dan waktu," pungkas Bamsoet. (*)