Ruteng, Kabartujuhsatu.news, Pemerintah desa Mata Wae akhirnya kembali mengeluarkan pengumuman terkait rencana eliminasi total terhadap Hewan Penular Rabies (HPR) yang hingga kini belum ditertibkan oleh pemiliknya.
Langkah tegas itu diambil Pemdes Mata Wae sepekan setelah pihaknya mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat terkait makin maraknya kasus gigitan HPR di 3 (tiga) kabupaten, yaitu Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.
Kepala Desa Mata Wae, Martinus Don menjelaskan, langkah ini diambil sebagai bentuk keseriusan dan ketegasan Pemerintah desa Mata Wae bersama masyarakat dalam upaya mencegah dan meminimalisir kasus gigitan HPR di wilayah itu.
"Kita sedia payung sebelum hujan. Jangan sampai ada korban dulu baru kita siap. Ini sebagai bentuk keseriusan Pemdes Mata Wae dalam upaya mencegah dan meminimalisir kasus gigitan HPR," ujar Marten Don.
Sejauh ini kasus gigitan HPR di desa Mata Wae terbilang rentan terjadi, hanya saja tak sampai menelan korban jiwa, karena cepat tertolong di Puskesmas setempat.
Eliminasi HPR ini, akan dimulai pada Kamis, 7 Juni 2023 hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Eliminasi akan dilakukan oleh Tim Pencegahan dan Penanggulangan Rabies (TPPR) desa Mata Wae, yang terdiri dari Pemerintah desa, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas dan perwakilan masyarakat.
Sasarannya terhadap HPR peliharaan warga yang belum ditertibkan (diikat atau dikandangkan), termasuk HPR liar yang tak diketahui pemilik dan masih berkeliaran, terangnya.
Kades Marten berharap agar masyarakat turut serta dan terlibat aktif dalam upaya pencegahan kasus gigitan HPR dimaksud sebagaimana pada imbauan dan pengumuman sebelumnya.
"Saya berharap masyarakat harus lebih responsif dan terlibat aktif dalam upaya pencegahan kasus gigitan HPR ini," tambahnya.
Penulis: Agustinus Ardi
