Soppeng, Kabartujuhsatu.news - Pasca MK memutuskan Pemilu 2024 akan tetap memakai sistem pemilihan terbuka, persaingan berebut kursi disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) di Sulsel, akan meningkat.
Salah satunya di Dapil Sulsel VIII untuk DPRD Provinsi Sulsel. Dapil yang menyatukan dua daerah yaitu Soppeng dan Wajo ini menyediakan tujuh kursi dengan memperebutkan lebih dari 400.000 suara pemilih.
Saat ini, tujuh kursi itu ditempati oleh tujuh petahana dari tujuh parpol berbeda. Ketujuhnya adalah Drs. ANDI TENRILIWENG (PKB), Dra. Hj. HENNY LATIF (Gerindra), ANDI ANSYARI MANGKONA, S.E. (PDIP), H. SUWARDI HASENG (Golkar), DESY SUSANTY SUTOMO, S.E., M.Si.(NasDem) , A. NURHIDAYATI ZAINUDDIN (PPP) dan
Ir. SELLE K.S. DALLE (Demokrat).
Peneliti dari MeanPoll Research, Sudir Jaya, menyebut Dapil VIII akan mengalami dinamisasi luar biasa karena dimungkinkan para pendatang baru akan berjaya.
"Dalam daftar Bacaleg sementara yang dikirim parpol ke KPU, sejumlah nama petahana dimungkinkan tak ikut lagi seperti Andi Nurhidayati di PPP yang naik kelas ke DPRRI, Andi Tenriliweng di PKB yang kemungkinan lebih memilih konsentrasi di Pilkada Wajo, sama dengan H. Suwardi Haseng di Golkar yang mungkin juga akan berkonsentrasi di Pilkada Soppeng.
"Ini membuat di tiga parpol itu pendatang baru bakal mengisinya," katanya.
Di luar tiga petahana yang mungkin tak ikut lagi itu, empat petahana lain dimungkinkan juga tak aman.
"Henny Latief di Gerindra punya penantang kuat dari Wajo yaitu Direktur Belibis Grup Andi Saiful Misbahuddin dan mantan Ketua Tim AIA, Sultan Tajang.
Sementara Demokrat yang tetap mengandalkan Selle Dalle juga bisa terancam jika tak mendapatkan pengganti sepadan dari Andi Syahrir Kube yang dulu banyak membantu mendongkrak keterpilihan Demokrat di Dapil ini.
"Sama halnya dengan PPP yang wajib mendapatkan caleg dengan kualitas setaraf Andi Nurhidayati," katanya.
Dua petahana lainnya yaitu Desy Susanty dari Nasdem dan Andi Ansyari Mangkona dari PDIP bisa terancam karena menjadi parpol dengan perolehan suara terendah keenam dan ketujuh di dapil ini di 2019.
"Jika tak segera melakukan pembenahan dan pergerakan yang massif, maka di bawahnya ada PAN dan PKS yang siap menyalip.
"PAN misalnya menyiapkan putra Bupati Wajo untuk merebut satu kursi yang gagal mereka dapatkan di 2019 lalu," pungkasnya.
(Red/NI)