Lapatau Matanna Tikka Datu Soppeng XVIII di Mata Andi Kaswadi Razak
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Lapatau Matanna Tikka Datu Soppeng XVIII di Mata Andi Kaswadi Razak

    Kabartujuhsatu
    Sabtu, 15 Juli 2023, Juli 15, 2023 WIB Last Updated 2023-07-15T19:25:18Z
    masukkan script iklan disini


    Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Bupati Soppeng HA Kaswadi Razak,SE mengatakan Arung Palaka yang merupakan sosok yang mulia dan mewariskan sejumlah pesan kepada Lapatau Matanna Tikka Datu Soppeng XVIII hingga anak cucunya.


    Datu Soppeng XVIII Lapatau Matanna Tikka  adalah sosok pemimpin jujur, tegas dan beliau seorang penganut Islam yang taat, manusia hebat yang luar biasa.


    Hal itu disampaikan Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak saat memberikan sambutan sebelum puncak acara peresmian pembukaan acara Gau Maraja Lapatau Matanna Tikka Soppeng 2023 yang dilangsungkan di lapangan Gasis Watansoppeng, Sabtu malam (15/7/2023).


    Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak saat berdiri di podium di atas anjungan Imangkawani menyampaikan pesan Petta Arung Palakka yang kini masih terus diteladani ketokohan dan kharismatiknya dari pesan-pesan yang disampaikan selama hidupnya.


    Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak mengatakan salah satu pesan yang sangat sakral oleh Arung Palakka sehingga dapat dirasakan dirinya sangat mulia pemikiran-pemikirannya dan itu telah diwariskan kepada kita dan semoga kita bisa mengamalkannya.


    Adapun pesannya dalam bahasa Bugis yakni Narekko ipadecengimi rampengna nyawae, Teppettu Mompengnge , Teppolo MassalemuE, Natettongiki Dewata SeuwaE, Namatippa rilolongeng pamale'na ininnawa madecengta yang artinya apabila keadaan jiwa ditata dengan baik, tak putus dan kendor, tak patah dan lentur, Dewata yang Esa melindungi kita, hingga kita menemukan kebajikan dari pikiran yang suci.


    "Jika direnungkan pesan Petta Arung Palakka yang senantiasa menjadi pedoman bagi generasi yang memang yang ingin memahami ajaran-ajaran beliau (Arung Palakka,red), kata Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak.


    Andi Kaswadi Razak juga menyampaikan bahwa masih banyak pesan Petta Arung Palakka yang juga di wariskan ke Lapatau Matanna Tikka, sebagai perpanjangan tangan dari ide-ide besar dari Arung Palakka, pungkas Bupati Soppeng.


    La Patau adalah anak dari pasangan La PakokoE To Angkone Arung Timurung, Paddanreng Tuwa XVII, Putra Sultan Bone XIII La Maddaremmeng dan We Tenri Wale Mappolo BombangE Maddanreng Palakka yang merupakan adik dari Arung Palakka.


    Arung Palakka menikahkan La Patau Matanna Tikka dengan We Ummung Datu Larompong anak dari La Settia Raja, PajungngE ri Luwu MatinroE ri Tompo’tikka yang kemudian melahirkan We Batari Toja Daeng Talaga.


    Pada tahun 1687 Masehi, La Patau Matanna Tikka dinikahkan lagi oleh pamannya Arung Palakka di Makassar yaitu We Mariama Karaeng Pattukangan, anak KaraengE ri Gowa yang bernama I Mappadulung Daeng Mattimung Tumenanga ri Lakiung atau cucu yang juga merupakan cucu dari Sultan Hasanuddin.



    Dari perkawinannya itu lahirlah empat anak, yaitu We Yanebana I Dapattola, La Pareppa To Sappewali, La Padassajati To Appaware dan La Panaongi To Pawawoi.


    Diriwayatkan bahwa selain kedua permaisuri La Patau di atas, tercatat 18 (Delapan belas) orang istri lainnya dalam Lontaraq antara lain adalah Sitti Maemuna (Dala Maru'), I Akiya (Datu Baringeng), We Rakiya (Dala Bantaeng), We Biba To Unynyi', We Maisa To Lemo Ape', We Leta To BaloE, We Sangi To BikuE, We SIa, We Sitti To Palakka, We Najang To Soga, We Caiya To BaloE, We Cimpau To UciE, We Baya To Bukaka, We Sitti, We Saira Karobang, We Sanra To Soppeng, We Ati, dan We Rupi.


    La Patau Matanna Tikka (lahir pada tanggal 03 November 1672 dan wafat pada tanggal 16 September 1714) adalah Mangkau (Raja) Bone XVI yang menjabat pada tahun 1696-1714. menggantikan Arung Palakka.


    Gelaran nama panjang La Patau adalah La Patau Matanna Tikka (LPMT), Sultan Adzimuddin Idris, Walinonoe To Tenribali Malae Sanrang, Matinroe ri Nagauleng.


    La Patau juga adalah Raja (Datu) Soppeng XVIII dan Ranreng Tuwa (Wajo) XVII dan mewarisi Arung Ugi dan Arung Timurung serta Ranreng Tuwa dari ayahandanya La Pakokoe dan Arung Palakka dari ibundanya.


    Neneknya adalah Sitti Hadijah I Dasale Arung Pugi Paddanreng Tuwa XV, dan kakeknya adalah La Maddaremmeng Opunna PakokoE Arung Timurung Arung Palakka, Raja / Mangkau Bone XIII (1631-1644).


    Selain sebagai Raja, La Patau juga tampil sebagai sosok yang menguatkan praktik syariat Islam yang ketat di Sulawesi Selatan dan beliau juga yang memiliki pemeran utama terbaik yang menjadi simpul dalam gerakan sompunglolo-Sempugi atau penyatuan genealogis antar bangsawan Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan pada abad ke-18.


    (Red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini