Gelaran nama panjang La Patau adalah La Patau Matanna Tikka (LPMT), Sultan Adzimuddin Idris, Walinonoe To Tenribali Malae Sanrang, Matinroe ri Nagauleng.
La Patau juga adalah Raja (Datu) Soppeng XVIII dan Ranreng Tuwa (Wajo) XVII dan mewarisi Arung Ugi dan Arung Timurung serta Ranreng Tuwa dari ayahandanya La Pakokoe dan Arung Palakka dari ibundanya.
Neneknya adalah Sitti Hadijah I Dasale Arung Pugi Paddanreng Tuwa XV, dan kakeknya adalah La Maddaremmeng Opunna PakokoE Arung Timurung Arung Palakka, Raja / Mangkau Bone XIII (1631-1644).
Selain sebagai Raja, La Patau juga tampil sebagai sosok yang menguatkan praktik syariat Islam yang ketat di Sulawesi Selatan dan beliau juga yang memiliki pemeran utama terbaik yang menjadi simpul dalam gerakan sompunglolo-Sempugi atau penyatuan genealogis antar bangsawan Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan pada abad ke-18.
Nyaris semua tokoh atau elite di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat sekarang ini adalah keturunan (wija) dari La Patau.
Sumber: Wikipedia