Jakarta, Kabartujuhsatu.news, Dalam konsep dan paradigma pembangunan pertanian dan agribisnis berkelanjutan maka strategi, kebijakan, dan program peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani harus selaras dan mendukung pencapaian kedaulatan pangan nasional yang berkelanjutan.
Termasuk dalam pengembangan teknologi inovasi, dan produk agri bio-input (input sarana produksi berbasis produk hayati-non kimia)
Sehubungan dengan hal tersebut, Program READSI bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai salah satu UPT Pusat Pelatihan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan "Pelatihan Teknis Bio-Input Bagi Petani Program READSI Angkatan I dan II" di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
Pelatihan bio-input bagi petani penting dilakukan sebagai salah satu upaya mencetak pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian yang unggul dan adaptif, menguasai teknologi produksi pertanian.
Pengembangan bio-input pertanian dilaksanakan melalui kegiatan pendampingan pasca pelatihan, untuk memastikan implementasi oleh peserta pelatihan dan tercapainya tujuan utama dalam menghasilkan usaha agribisnis berbasis input pertanian.
Melalui pelatihan dari Program READSI ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi petani dalam bidang teknis bio input pertanian guna meningkatkan produktivitas pertanian.
Sebagaimana arahan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) pertanian yang andal dan kompeten menjadi penentu produktivitas dan peningkatan daya saing pertanian Indonesia dengan negara lain.
“Tentunya dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring, dan kerja sama yang kuat,” ujar Syahrul Yasin Limpo.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi saat membuka pelatihan ini mengatakan temuan varietas baru dapat menggenjot produktivitas pangan dunia, disampingi oleh pupuk dan pemupukan produktivitas pangan dunia semakin melejit, disaat yang sama peningkatan produktivitas pangan ini ternyata didampingi pula oleh peningkatan hama dan penyakit.
"Segala sesuatu yang mengkonsumsi pangan itu bukan hanya manusia dan ternak, tetapi hama berupa serangga dan berbagai penyakit dan bakteri lainnya.
"Kementerian pertanian terus berupaya mengatasi berbagai permasalahan ini, dengan permasalahan ini produktivitas bisa turun sampai 80℅ bahkan 100% jika tidak diantisipasi secepatnya, "ungkapnya.
"Bio Input merupakan input pertanian yang ramah lingkungan menggunakan sumberdaya yang ada disekitar yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam, serta kemandirian dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan," Jelas dedi
Beliau juga mengatakan Penerapan Bio-Input pertanian pada dasarnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang ada sehingga, terjadi hubungan timbal balik secara langsung antara lingkungan biotik dan abiotik dalan ekosistem lahan pertanian dimana output dari salah satu budidaya menjadi Input kultur lainnya.Kebijakan Bio-Input pertanian memiliki efek positif terhadap regenerasi petani, khususnya petani milenial.
Peserta adalah Petani progresif yang merupakan anggota kelompok tani di wilayah program READSI dari Luwu Utara dan Kupang terdiri dari Angkatan I dan II, Total peserta sebanyak 64 orang masing-masing angkatan terdiri dari 32 orang peserta yang dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari yaitu pada tanggal 7 s/d 14 Agustus 2023.