Gowa, Kabartujuhsatu.news, Dalam rangka menuju kepada profesionalisme Penyuluh Pertanian, Tempat Uji Kompetensi (TUK) Mandiri Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan sertifikasi kompetensi profesi bagi 62 orang Penyuluh Pertanian Level Fasilitator dan Supervisor pada tanggal 21 – 24 September 2023.
Penyuluh berasal dari 15 kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Luwu Utara, Luwu, Luwu Timur, Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto, Wajo, Bulukumba, Sinjai, Soppeng, Bone, Pinrang, Sidrap, dan Selayar.
Proses sertifikasi profesi Penyuluh Pertanian merupakan serangkaian uji kompetensi berdasarkan SKKNI sektor pertanian bidang penyuluhan pertanian.
Uji kompetensi direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa semua persyaratan dilakukan secara objektif dan sistematis dengan bukti-bukti yang terdokumentasi.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, “menjadi penyuluh pertanian itu tugas mulia, menjadi penyampai pesan dan harapan negara serta ujung tombak pembangunan pertanian yang ada di garis terdepan sebagai pendamping petani di lapangan," kata SYL.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan bahwa, “kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah peningkatan produksi dan produktivitas.
"Ini semua ada di tangan petani dan penyuluh pertanian sebagai pendamping. Karenanya semua harus siap untuk genjot produktivitas pangan," tandaskasnya.
Taufik salah satu asesor sangat menyarankan kegiatan sertifikasi ini agar bisa menjadi pembuktian sebagai penyuluh pertanian yang kompeten.
Beliau juga berpesan agar peserta memanfaatkan kegiatan assesmen ini dengan maksimal.
Asesor ini tugasnya untuk mengeksplore kemampuan peserta, bukan untuk mengagalkan. Nantinya mutu dan profesionalisme kita sebagai pelaksana diakui.
Koordinator Penyelenggaraan Pelatihan Sugeng Mulyono juga berharap hasil dari sertifikasi ini berlanjut hingga penerapan mereka di lapangan sehingga kompetensi dalam teknis, manajerial, dan sosialisasi yang belum sesuai tidak ditemukan lagi setelah kembali ke daerahnya masing-masing, Pungkasnya.
(Red/*)