Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Bupati Soppeng HA Kaswadi Razak, SE menghadiri acara pesta adat Pattaungeng di Situs Tinco Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng, Kamis (30/11/2023).
Panitia Yuliawati, S.Pd dalam laporannya mengatakan bahwa Acara Pesta Adat di Situs Tinco ini merupakan Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) yang dilakukan oleh kelompok masyarakat Tinco dan sekitarnya dan telah menjadi acara PATTAUNGENG, yaitu acara yang dilaksanakan setiap tahunnya.
Kata Dia acara ini terlaksana atas kolaborasi dan kerjasama
antara Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kelurahan Ompo
khususnya di sekitar situs ini.
Ia menyebut bahwa Situs ini diyakini sebagai pusat kerajaan Soppeng pertama di masa lampau.
Dirinya menyampaikan bahwa tujuan Pesta Adat Pattaungeng ini adalah sebagai ekspresi kebahagiaan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan reseki serta senantiasa bersilaturahim untuk
mengingat kembali perjuangan-perjuangan orangtua kita di masa
lalu dalam melangsungkan kehidupannya.
"Rasa syukur ini tentu
mengandung harapan semoga Allah SWT terus melimpahkan reseki dan memberi Kesehatan kepada kita semua.
Ia juga menyebut, "Kegiatan ini menjadi salah satu kearifan lokal di Kabupaten Soppeng yang telah dilaksanakan secara turun menurun dimulai dari jaman nenek moyang dan kegiatan ini merupakan upaya untuk menjaga dan melestarikan adat tradisi dan budaya daerah agar tidak punah dan tetap dirasakan sampai pada anak cucu, ujarnya.
Sementara itu, Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak dalam sambutannya mengatakan, Mengawali sambutan ini, atas nama Pemerintah dan pribadi, saya menyampaikan terimakasih dan Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat Tinco dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atas sinergi, kolaborasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan kegiatan Pesta Adat Pattaungeng ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmatNya dan sebagai usaha untuk melestarikan dan
mempertahankan warisan budaya dari masa lampau,
khususnya di Tinco Kelurahan Ompo ini.
"Pemerintah berupaya memberi fasilitasi melalui APBD di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
"Melalui kegiatan ini, sejarah, tradisi dan adat kebiasaan leluhur kita sendiri di masa lampau dapat diketahui dan dipahami secara baik oleh generasi muda.
"Kita tidak ingin budaya lokal kita punah dan melupakannya,
apalagi di tengah arus globalisasi dan digitalisasi sekarang ini.
"Pesta Adat Pattaungeng ini menjadi media pengetahuan dan penyebarluasan budaya dan tradisi sekaligus mengingat kembali sejarah yang telah diukir oleh nenek moyang kita di masa lampau.
"Dengan itu, generasi muda kita diharapkan tetap mengenal budayanya sendiri dan berinteraksi dengan
budaya lainnya.
"Pesta Adat 'Pattaungeng' mengangkat nilai karakter dan nilai budaya lokal kita, yaitu selalu bersyukur kepada Tuhan atas limpahan hasil dari usaha, bergotong royong, musyawarah mufakat (mattuda tudangeng) dan kerja keras.
"Nilai 'sirui menre, tessi rui no' menjadi penopang segala
usaha dan urusan antar sesama anggota masyarakat.
"Nilai budaya itulah yang perlu terus dilestarikan dan dipastikan terpelihara di tengah-tengah era globalisasi dan digitalisasi
"Kehidupan kita sekarang ini tidak bisa lagi dipisahkan dengan 'digital' secara tidak langsung.
"Ini tentu merupakan peluang
dan potensi yang dapat mendukung pelestarian budaya dengan menyebarluaskan untuk diketahui secara luas oleh
masyarakat.
Penampakan dalam ruangan situs Lakelluaja Tinco (Ist).
"Upaya pelestarian warisan budaya khususnya yang memiliki nilai penting adalah agar terwujud kesinambungan
pengetahuan dan pemahaman generasi muda terhadap
budaya dan adat istiadat.
"Pemahaman dan pengetahuan
budaya sendiri akan menjadi akar dan fondasi penguatan karakter generasi muda kita di era digitalisasi sekarang ini.
"Tinco ini menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dari sejarah eksistensi kerajaan Soppeng, dan berdasarkan beberapa informasi, Situs Tinco ini merupakan suatu kawasan yang mengandung sejumlah peninggalan arkeologis dengan variabilitas jenis dan bentuk serta karateristik tersendiri.
"ini Benda arkeologi sebagai penanda adanya kehidupan sekitar ratusan ribu tahun lalu telah ditemukan di Soppeng termasuk alat dan hewan-hewan purba yang telah membatu, namun fosil manusia penggunanya belum pernah ditemukan di Soppeng.
"Benda-benda arkeologi tersebut menunjukkan tingginya budaya dan peradaban masa lampau di Soppeng ini.
"Soppeng yang dikenal sebagai kabupaten agraris, berbasis
pertanian, dan sebagian besar penduduknya sebagai Petani,
menjadikan pesta adat sebagai bentuk rasa syukur ketika
mereka telah panen.
"Ini merupakan salah satu ragam ekspresi budaya yang patut dilestarikan dari tempat kita, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keanekaragaman budaya Indonesia.
Dikesempatan itu Bupati Soppeng mengajak seluruh masyarakat untuk mengambil manfaat dari kegiatan ini serta memahami betapa perlunya mempertahankan sifat gotong royong dan mattudan- tudangeng sebagai nilai budaya warisan nenek moyang kita di tengah-tengah kehidupan modern sekarang
ini.
"Atas nama Pemerintah Kabupaten Soppeng menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-
tingginya serta terimakasih atas terselenggaranya kegiatan ini.
"Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan
kekuatan kepada kita semua, pungkas Bupati Soppeng.
Dalam kegiatan ini juga diwarnai dengan pemotongan kerbau, acara Mappadendang, Massorong dan mandi rakyat.
Turut hadir Sekda kabupaten Soppeng, Anggota FORKOPIMDA, Staf Ahli, Asisten dan Kepala SKPD, Ketua MARS Kabupaten Soppeng, Danrami Lalabata, Kapolsek Lalabata, Camat Lalabata, para lurah, Kepala Desa, para Kepala UPTD Dikbud, Para Pengawas dan Koordinator UPTD Disdikbud, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat serta tokoh agama.
(Red)