Jakarta, Kabartujuhsatu.news, Peneliti senior, Prof. Richard Claptoth menganjurkan lebih baik menjaga kebersihan got atau saluran air, ketimbang memanfaatkan wolbachia, karena dengan cara menjaga kebersihan itu bisa juga ikut membangun mental masyarakat dalam budaya gotong royong.
Selain untuk meningkatkan kebersihan itu, dia juga menganjurkan penggunaan klorin dioksida sebagai solusi untuk mengatasi nyamuk ardes aegypti, tandasnya. (Detik Bali, Minggu, 8 Oktober 2023).
Bakteri wolbachia yang menginfeksi nyamuk dari hasil rekayasa genetika yang juga tumbuh pada berbagai serangga, tanpa pernah bisa dijelaskan bagaimana pengendalian serta akibat bawaannya yang bisa mengancam kelangsungan hidup manusia.
Cara melakukan coba-coba ini harus jelas kajian dampak bawaannya, mulai dari sengatannya terhadap manusia serta perkembangan dari dampak kegagalannya yang telah menambah populasi varian dari nyamuk yang sangat mengganggu kenyamanan bagi semua orang.
Namun yang pasti, hasil riset yang hendak diuji cobakan dalam lingkungan warga masyarakat Indonesia -- atas sponsor bangsa asing -- patut dicurigai dan diwaspadai -- sebagai bentuk perang biologi terselubung seperti yang sudah terjadi di berbagai negara di dunia.
Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia mengingatkan pemerintah untuk segera menghentikan rencana pelepasan 200.000.000 nyamuk Wolbachia di Pulau Bali pada hari ini, 13 November 2023 serta di sejumlah kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Kupang dan Bontang.
Apalagi penyebaran nyamuk ini bekerjasama dengan World Mosquito Program (WMP) yang tak jelas juntrungannya dan mengklaim bisa menurunkan penyakit Demam Berdarah (BDB). Toh, pemerintah Indonesia sendiri sudah relatif berhasil mengatasi BDB pada 10 tahun terakhir.
Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia diinisiasi oleh SFS Foundation, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) bersama Gladiator Bangsa serta Puskor Hindunesia yang melakukan konferensi pers pada hari Minggu, 12 November 2023 di Jakarta Selatan.
Dalam konferensi pers itu hadir sebagai pembicara utama Dr. Siti Fadilah Supari, Komjen Pol. Drs. Dharma Pongrekun, SH. M.H., Mirah Sumirat. SE., Presiden ASPEK Indonesia dan Dr. Ir. Kun Wardana Abyoto MT.
Masalah pelepasan jutaan nyamuk Wolbachia di berbagai daerah Indonesia ini membawa resiko yang gawat terhadap kesehatan warga masyarakat dan lingkungan, karena baru akan dilakukan penelitian menyeluruh dalam jangka panjang, sehingga mengancam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara meluas, tanpa jelas bagaimana pengendaliannya.
Gerakan penolakan penyebaran jutaan nyamuk Wolbachia ini menuntut Due Diligence mendalam dan evaluasi menyeluruh sebelum dilakukan.
Sebab dalam etika investigasi resiko IP. Technology melalui Wolbachis, publik harus tahu dan memberi persetujuan, jika tidak, wajar bila program yang terkesan dilakukan secara senyap ini mempunyai tendensius yang bisa mengancam kehidupan rakyat banyak di Indonesia.
Penulis Jacob Ereste