Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Mantan Wakil Bupati Soppeng Supriansa, SH, MH yang saat ini masih menjadi anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar yang lahir dari Desa Leworeng dari pasangan orang tua yang buta huruf dengan tekad yang bulat, terus berkomitmen dan berjuang bersama masyarakat khususnya warga Soppeng untuk kembali menuju parlemen di periode keduanya.
Pada kesempatan kampanye politiknya di wilayah kelurahan Botto Kecamatan Lalabata Sabtu (13/1/2024) yang dihadiri 200 an warga yang terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan wanita, menyampaikan bahwa dirinya fokus melakukan sosialisasi dan kampanye di kabupaten Soppeng karena ia percaya warga Soppeng memilihnya bukan karena money politik namun karena mempercayainya untuk menjadi wakil rakyat Soppeng yang berintegritas, berkualitas dan berkomitmen untuk kepentingan masyarakat banyak.
Dikesempatan itu, Anggota Komisi III DPR RI ini mengulas kembali saat dirinya rela melepas jabatan sebagai wakil Bupati Soppeng yang masih tinggal 2 tahun lebih sisa jabatannya.
Pelepasan tanda jabatan pun di saksikan khalayak ramai dilapangan Gasis Watansoppeng kala itu hingga sejumlah warga meneteskan air mata bahkan Bupati Soppeng HA Kaswadi Razak terlihat sedih saat kedua pemimpin itu saling merangkul.
Tekad Supriansa kala itu bukan tanpa alasan, namun dirinya setelah merenung dan konsultasi pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk ikut kontestasi politik nasional melalui partai Golkar.
Supriansa menyebutkan bahwa dirinya telah merintis jalan Nasional.
Jalan Nasional yang dimaksudkan adalah saat dirinya di pemilu 2019 terpilih bukan karena money politik tetapi karena hati nurani masyarakat Soppeng untuk memberikan kesempatan kepada anak kampung dari pelosok Desa Leworeng ini untuk bersuara di kancah nasional.
Menjadi tokoh nasional bukanlah hal yang mudah namun di periode pertamanya Mantan Wakil Bupati Soppeng ini sudah mulai dipercaya sebagai tokoh nasional asal Soppeng, hal itu dapat dibuktikan saat persoalan sistem pemilu legislatif Proporsional Terbuka dan Tertutup menjadi perbincangan Nasional, ia dipercaya menjadi juru bicara DPR RI yang bukan hanya mewakili partai Golkar tapi seluruh partai untuk bersuara di Mahkamah Konstitusi.
Alhasil sistem pemilu legislatif Proporsional Terbuka yang telah diperjuangkan tersebut yang telah diberlakukan saat ini yakni memilih nama Caleg, bukan memilih partai yang kemudian Ketum yang menentukan siapa yang akan duduk di parlemen.
Supriansa menyebut kala itu bahwa proporsional tertutup sama halnya dengan membeli kucing di dalam karung.
Dikesempatan itu Supriansa menekankan untuk menolak money politik (politik uang) karena hal itu tidak melahirkan pemimpin yang baik karena hanya mengandalkan uang untuk terpilih, bagaimana dengan generasi penerus yang memiliki integritas dan kualitas tetapi tidak memiliki uang, maka hal itulah yang diberikan Supriansa sebagai pendidikan Politik untuk generasi mendatang.
"Saya merintis jalan Nasional untuk anak-anak kita generasi yang akan datang, ujarnya.
"Saya ingin ada orang Soppeng menjadi tokoh Nasional berikutnya, ucapnya.
"Umur saya saat ini sudah 51 tahun ditambah 5 tahun insyaallah menjadi 56 tahun, dan jika masih di percaya hanya sampai 61 tahun dan tentu akan berakhir di masa tua, siapa yang dapat menggantikan tentu generasi selanjutnya, terang mantan aktivis 1998 ini.
Anggota Mahkamah Partai Golkar ini menyampaikan marilah kita menciptakan pemimpin yang baik dan berkualitas, yang tidak hanya duduk dan tidur digedung parlemen, pungkasnya.
Diakhir orasi politiknya, Supriansa mengajak untuk mencoblos nomor urut 5 partai Golkar untuk DPR RI.
(Red)