Batangkaluku, Gowa, Kabartujuhsatu.news- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus meningkatkan kapasitas sdm pertanian terutama bagi penyuluh pertanian. Diantaranya melalui Pelatihan Penyegaran Bagi Penyuluh Pendamping Program READSI yang digelar secara serentak selama 7 (tujuh) hari, 26 Februari - 4 Maret 2025, di UPT Pelatihan Pertanian dan diikuti oleh 224 orang penyuluh pertanian pendamping dari 13 kabupaten lokasi Program READSI.
Pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) yang pada tahun ini memasuki tahun terakhir. Program READSI merupakan salah satu program yang dinilai sukses dalam pemberdayaan petani skala kecil dan akan dijadikan landasan bagi BPPSDMP untuk mengembangkan kegiatan prioritas yang berkontribusi pada pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman selalu mengatakan bahwa penyuluh pertanian adalah garda terdepan pembangunan pertanian.
"Penyuluh pertanian adalah pahlawan bangsa dan pangan", tegasnya.
Mentan Amran juga mengajak para pelaku pembangunan pertanian untuk bersama-sama membangun sektor pertanian. Menurutnya, membangun pertanian dibutuhkan SDM pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis.
Untuk mendukung keberhasilan tersebut, maka diperlukan dukungan seluruh insan pertanian, tanpa terkecuali penyuluh pertanian, tegas Mentan Amran.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, Program READSI merupakan salah satu program BPPSDMP dengan pendanaan yang bersumber dari Program Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN), yang tujuannya sejalan dan mendukung terwujudnya visi pembangunan pertanian.
"Program READSI dinilai sukses dalam pemberdayaan petani skala kecil dan konsep READSI ini terus direplikasi dan diperbarui untuk meningkatkan efektifitas pemberdayaan petani", ujar Dedi.
Dedi menambahkan bahwa salah satu komponen penting pemberdayaan adalah penguatan kapasitas petani. Dengan sumber daya berupa pendapatan dan aset lainnya yang terbatas serta latar belakang pendidikan yang relatif rendah, petani mengalami kesulitan dalam menentukan posisi tawar dan memastikan keberlanjutan perbaikan taraf hidup, khususnya dalam aspek ekonomi.
Diharapkan Program READSI dapat berjalan dengan baik dan mampu mengakselerasi target-target pada sasaran strategis dan program utama Kementan, ujar Dedi kembali.
Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Muhammad Amin yang membuka acara pelatihan secara daring, Selasa (27/02/2024) mengatakan Program READSI walaupun sudah memasuki tahun terakhir, namun kegiatan di lapangan akan terus berjalan dengan baik untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan petani.
Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah dan luar biasa sehingga sangat potensial untuk pengembangan usaha agribisnis di era globalisasi saat ini. Tentunya, hal ini diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap sektor pertanian untuk meningkatkan perekonomian, ujar Amin.
Selain itu, program pemberdayaan masyarakat membutuhkan pemahaman mendasar yang mencakup falsafah penyuluh pertanian.
"Seorang penyuluh harus bisa memberikan kontribusinya kepada petani melalui pemberdayaan kelompok tani melalui program-program yang sudah direncanakan karena penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian", ucapnya lagi.
Peran penyuluh sebagai pendidik memberikan pengetahuan agar petani lebih terarah dalam pengelolaan usahataninya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi 275 juta jiwa penduduk Indonesia.
Terakhir, kerja sama antara penyuluh dan petani juga diperlukan sehingga menghasilkan petani yang baik dan berkualitas yang selalu berinovasi mengikuti perkembangan zaman guna meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, tutup Amin.
Dalam laporannya Manajer READSI, Andi Amal Hayat menyampaikan tujuan dari pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian Program READSI untuk mendampingi petani binaanya, khususnya petani miskin. Ini dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
"Program READSI boleh berakhir tapi pendampingan kpd petani tdk akan pernah berakhir", tegas Amal.
Amal menambahkan jika kegiatan pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi penyuluh dalam rangka mendukung program utama Kementan. Tema pelatihan ditetapkan sesuai dengan kebutuhan penyuluh di lokasi Program READSI berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pelatihan.
Sementara, di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Sulawesi Selatan, kegiatan Pelatihan Penyegaran Bagi Penyuluh Pendamping Program READSI dilaksanakan sebanyak dua angkatan dengan jumlah peserta sebanyak 54 orang penyuluh pertanian pendamping Program READSI dari Kabupaten Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur.
Selama pelatihan peserta mendapatkan pembekalan materi tentang persiapan panen yaitu Strategi Pertanian Cerdas Iklim Menghadapi El Nino, Pemupukan dan Nutrisi Tanaman dan Pengendalian Hama Penyakit Terpadu. Selain itu peserta juga melakukan praktek lapang dengan tema Pengendalian Hama Penyakit Terpadu, Strategi Pertanian Cerdas Iklim Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan peserta dapat menyebarluaskan ilmu yang diperolehnya kepada petani lain.