Soppeng, Kabartujuhsatu.news, UPTD Sekolah Pendidikan Formal (SPF) SDN 3 Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng menerapkan budaya salim dan hormat kepada guru, Sabtu (3/2/2024).
Budaya seperti cium tangan atau salim mungkin seiring berkembangan zaman mulai bergeser dan atau memudar namun tidak bagi pihak SDN 3 Lemba.
Seperti terpantau oleh awak media di kelas IIA SDN 3 Lemba sebelum peserta didik meninggalkan kelas terlebih dahulu peserta didik yang dipimpin oleh salah satu murid memberikan penghormatan dan atau ucapan terimakasih selama proses belajar mengajar di hari ini.
Serentak para murid mengatakan, terimakasih bu guru, Assalamualaikum Warahmatullahi wabarokatuh, "
Ibu Rahmania wali kelas menjawab, "Wa Alaikum Mussalaam, ".ucap guru yang akrab di sapa ibu Amma.
Lalu kemudian di lanjutkan dengan pembacaan doa dan surat-surat pendek seperti wal asri dan doa untuk orang tua.
Doa yang di sampaikan oleh para murid secara serentak, karena diketahui guru di sekolah sebagai pengganti orang tua.
Ibu Amma selaku guru dan wali kelas mempersilahkan para murid meninggalkan kelas dengan terlebih dahulu salim cium tangan ibu guru.
Para murid dengan tertib dan bergantian menuju depan ibu guru wali kelas.
Wali kelas menyampaikan pesan agar berhati-hati sepulang sekolah dan jangan berkeliaran di luar area sekolah, tunggu penjemputnya, pesan ibu Amma menegaskan.
Budaya cium tangan atau salim merupakan salah satu bentuk sikap yang menunjukkan rasa sopan, santun, hormat, kagum, bahkan setia terhadap orang lain.
Budaya cium tangan sangat melekat pada masyarakat Indonesia terutama pemeluk islam dan budaya Bugis.
Budaya cium tangan selain sebagai bentuk rasa sopan, santun, hormat, kagum, setia, juga tersirat berbagai makna di dalamnya.
Salah satu makna tersebut adalah harapan orang tua atau guru yang mengajarkan budaya tersebut kepada anak-anak mereka agar menjadi orang yang rendah hati semasa hidupnya.
Dalam Islam sendiri makna tersirat dari “salim” ini merupakan bentuk patuh terhadap Tuhan, orang tua, dan menjadi media perantara antara kebahagiaan dan doa dari tujuh malaikat.
Kepala UPTD SPF SDN 3 Lemba Fulmuliadi, S.Pd mengatakan, budaya bersalaman ini sudah lama dilakukan dan bukan hanya saat sebelum pulang sekolah namun juga setiap hari jika murid bertemu guru sebelum proses pembelajaran dimulai.
"Selain untuk menertibkan siswa, budaya salaman juga agar terjalin kedekatan antara siswa dan guru. dan menjalin keakraban, jelasnya.
"Budaya Salim dengan mencium tangan ibu guru juga dapat menjadikan bagi siswa sebagai pribadi yang berperilaku santun dan hormat kepada sesama dan yang lebih tua.
"Hal ini juga merupakan implementasi pendidikan karakter yang harus dilakukan di sekolah, sebab, anak didik diberikan kebiasaan yang baik untuk diterapkan di lingkungan mereka masing-masing.
"Semoga anak-anak kita melakukan hal serupa di masyarakat,"pungkasnya.
(Red)