Gowa, Kabartujuhsatu.news, Dalam rangka mendukung Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan terus melakukan pendampingan kepada petani untuk menyediakan pasokan pangan ke masyarakat melalui berbagai program yang terencana.
Salah satu yang dilakukan yaitu melalui panen raya padi yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Harapan Jaya, di Desa Kalamandalle, Kecamatan Bajeng Barat. Gapoktan ini pun merupakan salah satu binaan BI Sulsel.
“Maret dan April memang kami perkirakan akan ada panen raya, sehingga kami berekspektasi bahwa harga beras yang saat ini meningkat akan turun. Ini akan menjadi kabar baik di hari raya nanti,” kata Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda, usai melakukan panen raya padi, Selasa, (26/03/2024).
Luas lahan yang akan dipanen Gapoktan Harapan Jaya untuk tahap awal sebesar 20 hektare (Ha) dari luas lahan secara total sekitar 220 Ha. Proses panen pun akan dilakukan secara bertahap, termasuk di kecamatan lainnya.
Rizki mengaku, komoditas padi memiliki peran yang sangat penting dalam ketahanan pangan dan inflasi di Sulsel. Sektor pertanian di Sulsel mempunyai bobot yang paling tinggi di antara lapangan usaha yang lain yaitu 21,7 persen.
Rizki mengatakan, kebijakan pemerintah dalam mengatur pasokan dan harga padi menjadi sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan dan inflasi agar terkendali.
“Namun kami optimis dengan adanya panen raya ini kenaikan harga beras bisa dikendalikan. Terutama saat menjelang IdulFitri tahun ini,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mendorong daerah-daerah di Indonesia untuk mengawal jalanya panen raya tahun 2024. Menurut Mentan, kegiatan panen raya akan memperkuat posisi pangan bangsa sampai beberapa bulan ke depan.
Dalam mengawal peningkatan produksi pangan dalam negeri, Kementerian Pertanian terus memberikan pendampingan dan bantuan kepada petani. Kementan melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku secara rutin menggelar penguatan kapasitas penyuluh dan petani yang ada di wilayah kerja.
Pengelolaan tanam terpadu (PTT) terus digencarkan, mulai dari penggunaan varietas unggul baru dan bermutu, pemberian bahan organik, penggunaan pupuk hayati, hingga penanganan panen dan pascapanen yang tepat.
Salah satu upaya peningkatan produksi pangan nasional yang dilakukan oleh Mentan Amran Sulaiman adalah Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui pompanisasi.
Sejalan dengan hal tersebut pompanisasi merupakan solusi cepat dalam menghadapi el nino di sejumlah daerah. Nantinya, sistem pompa ini akan terintegrasi dengan paket layanan solar alsintan dan juga benih gratis bagi para petani yang mau mempercepat tanam di MT II Maret 2024.
Ditempat yang sama Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Gowa Fajaruddin mengungkapkan, saat ini Kabupaten Gowa memiliki luasan baku sawah sekitar 32.900 Ha, sementara khusus di Kecamatan Bajeng Barat memiliki lahan seluas 1.500 Ha.
“Bajeng dan Bajang Barat adalah daerah potensial untuk tanaman padi. Khusus di Kecamatan Bajeng Barat dan Desa Kalemandalle ini kita memiliki sekitar 199 Ha yang siap panen raya mulai hari ini,” ungkap Fajar.
Lanjutnya, sektor pertanian pun masih menjadi penopang utama pada pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gowa.
"Tak hanya itu, untuk pertumbuhan produksi padi juga mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun terjadi kondisi El-Nino.
“Di Kabupaten Gowa ada 3.900 kelompok tani yang siap menjamin ketahanan pangan di Sulsel, utamanya di Kabupaten Gowa,” sebutnya.