Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Komunitas Waria Soppeng yang tergabung dalam organisasi Ikatan Waria Soppeng (IWASOP) angkat bicara terkait adanya peristiwa oleh Oknum yang diduga melakukan pelecehan terhadap anak di bawah umur sehingga menjadi viral di artikel dengan adanya Kata WARIA.
Bukan soal peristiwa yang diduga dilakukan oleh oknum yang dimaksud namun pelaku yang saat ini menjadi tersangka bukanlah waria.
Hal itu disampaikan oleh Anggota IWASOP saat konfrensi pers bersama tim LBH Cita Keadilan sekaligus buka puasa bersama yang dilaksanakan di Rumah Makan Wahyu Jalan Merdeka Lapajung, Rabu (13/3/2024).
Direktur LBH Cita Keadilan Abd Rasyid, SH, CPL mengungkapkan bahwa kehadiran kami mengundang wartawan terkait dengan adanya berita beberapa hari lalu yang diduga mengkreditkan komunitas IWASOP, ungkapnya.
Abd Rasyid mengaku bahwa pihak IWASOP telah mendatangi kantor LBH Cita Keadilan pada hari Rabu ini (13/3) dan menyampaikan masalah yang dihadapi dan memang lembaga kami adalah tempat dimana kami selalu melakukan pendampingan kepada pihak yang memiliki masalah dan atau pihak yang merasa terzalimi, jelasnya.
Andi Afgan yang didampingi Ketua IWASOP Bunda Maya dan lainnya mengungkapkan, " kata waria di dalam artikel tersebut dapat berimbas dan atau berdampak kepada komunitas kami utamanya kepada profesi pekerjaan teman-teman kami diantaranya, sebagai penata rias.
"Dari segi "personal" kata "Waria" tidak ada masalah bagi kami, akan tetapi kami yang tergabung dari beberapa orang yang akhirnya menjadi satu kelompok, yang dampaknya bisa merugikan kami dan dapat menggiring opini sehingga berdampak kepada profesi kami, jelas jubir IWASOP yang mengku asal usulnya berasal dari Citta dan Labae ini.
"Mestinya ketika ingin di posting di media sosial, baiknya di telaah terlebih dahulu karena jika tidak, maka dapat menggiring ke beberapa opini yang tentunya ada yang bisa menerima ada yang tidak bahkan ada menjatuhkan, tandasnya.
"Yang dampak buruknya banyak ke hal-hal negatif apalagi kita mobilitas minoritas yang rentang dengan stigma dan diskriminasi ditambah dengan sudut pandang yang dapat membunuh karakter kita, yang berdampak pada pekerjaan kita misalnya sebagai penata rias pengantin yang kadang berada di dalam kamar.
"Kekhawatiran kita jangan sampai ada yang berpikiran begitu yang akhirnya jadi takut, tuturnya.
Afgan juga menegaskan bahwa selama ada IWASOP ini alhamdulillah belum pernah ada anggota kami yang melakukan hal seperti itu, jadi jangan sampai perlakuan oleh oknum dan berimbas kepada komunitas kami, jelasnya.
"Kami tidak ingin meminta klarifikasi kepada yang membuat postingan namun kami hanya ingin membersihkan komunitas kami karena jangan sampai selama ini kita berada di jalur yang baik namun karena gegara salah satu oknum yang berbuat dan atau karena membaca salah satu artikel yang diduga tidak jelas yang akhirnya berimbas ke komunitas kami, terangnya.
Aulia anggota komunitas IWASOP menambahkan bahwa dirinya sudah melakukan upaya komunikasi dengan si pembuat artikel, karena jika hal itu dibiarkan dapat menimbulkan opini kepada masyarakat, ungkapnya.
Afgan menyebut pihaknya hanya ingin menyelamatkan karier karena menurutnya baik-baik saja jalanta kadang ada yang biasa menjatuhkan.
"Waria itu bukan jenis kelamin, apa salahnya semisal ditulis seorang pria yang memiliki abnormalitas seksual didapatkan telah melakukan pelecehan seksual, tandasnya.
Ia juga mengaku telah mendatangi tersangka dan dari informasi yang di dapatkan bukan waria dan tersangka tersebut baru saja berdomisili di soppeng pada Desember 2023 lalu pindahan dari Papua yang saat ini berprofesi penjual lalapan, akunya.
Dia berharap kepada pihak terkait untuk salahkan yang salah dan benarkan yang benar, pungkas Afgan.
(Red)