Foto: (Dokpri) Martinus Jaha Bara, S.Ap, Direktur Utama PT. PORTAL SUMBA SABANA (ist).
Denpasar, Bali, Kabartujuhsatu.news, CEO (Direktur Utama) PT. PORTAL SUMBA SABANA Martinus Jaha Bara, S.Ap menyikapi maraknya berita hoax belakangan ini, beredar kabar di media sosial tentang rencana pemulangan warga Sumba yang tinggal di Bali jika mereka tidak memiliki ijazah, Jumat (1/3/2024).
Martinus Jaha Bara, S.Ap mengatakan, "saya salah satu orang yang ikut serta dalam kegiatan silaturahmi dengan Kapolres Badung, Flobamora Bali, serta unit unit Se-Sumba di Bali, dan tidak ada instruksi ataupun bincang-bincang mengenai hal tersebut yang sempat viral saat ini, ungkapnya ke media ini, Sabtu (2/3/2024).
“Saya sangat berharap agar tidak menyebarkan informasi Hoax, seperti ucapan “Warga Sumba Akan di pulangkan jika tidak memiliki ijazah”, imbuhnya.
“Kabar ini menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang berasal dari Sumba dan pada umumnya masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di Bali,” kata Martin.
Menurut Martin, "Seperti yang sudah di sepakati bersama saat silaturahmi yang mendalam dengan pihak terkait, seperti Kapolres Badung, Flobamora Bali, dan unit-unit se Sumba, pada tanggal 20 February Minggu lalu, bahwa, ada beberapa poit penting yang harus dilakukan secara bersamaan, mendukung kerja sama pemerintah provinsi Nusa tenggara Timur dan provinsi Bali, serta jadwalkan kegiatan pembinaan dan pendataan ulang untuk seluruh warga Sumba pada umumnya warga diaspora NTT yang ada di Bali, agar tertata dan terdata, ungkapnya.
"Dalam kerja sama ini, di setiap titik kunjungan warga Sumba yang ada di bedeng bedeng, akan di ikut sertakan pihak terkait, seperti kepolisian, Babinsa dan pecalang serta kepengurusan organisasi, jelasnya.
"Pertama-tama, tidak ada kebijakan resmi dari pemerintah atau pihak berwenang di Bali yang menyatakan bahwa warga Sumba akan dipulangkan jika tidak memiliki ijazah. Ini hanya merupakan rumor yang tidak berdasar, tegas Martin.
"Kedua, silaturahmi yang telah dilakukan dengan Kapolres Badung dan pihak-pihak terkait menegaskan bahwa kita semua adalah warga negara kesatuan Republik Indonesia, dan jika kita mau nyaman dan aman dimana kita bekerja, dimana kita tinggal, mari kita sama-sama jaga Bali, ungkap Kapolres Badung saat silahturahmi, tandasnya.
Selain itu, Martin menegaskan bahwa mereka tidak pernah memberitakan atau mendukung kabar tersebut.
Dirinya mengaku, selalu berkomitmen untuk menyajikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada publik.
"Dalam situasi seperti ini, kata Martin, "sangat penting bagi kita semua untuk waspada terhadap berita yang tidak jelas sumbernya dan melakukan verifikasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut, terangnnya.
Martin menegaskan, "kita harus mengutamakan kebenaran dan keadilan dalam menyampaikan informasi, terutama di era digital di mana hoaks dapat dengan mudah menyebar, Penyebar informasi Hoax bisa Berpotensi Melanggar pasal 26 ayat 1 UU ITE No. 19 Tahun 2016”," Pungkasnya.
"Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat, terutama warga Sumba di Bali, untuk tidak terpengaruh oleh berita yang tidak benar dan tetap tenang serta percaya pada pihak berwenang yang saat ini sedang berupaya agar terus menciptakan situasi yang aman kondusif di Bali untuk bangsa.
“Mari bersama-sama menjaga kedamaian dan kesatuan di tengah-tengah perbedaan yang ada, kita jaga diri sendiri, kita jaga lingkungan tempat kita bekerja, setelah itu baru kita saling saja satu sama lain”.
Melalui media ini, Martin mengimbau kepada semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi di media sosial.
Ia mengajak agar menjadikan internet sebagai sarana yang membawa manfaat bagi kita semua, bukan untuk menyebarkan kebohongan serta menakutkan sesama warga negara.
"Terima kasih atas perhatian dan kerjasama semua pihak dalam menjaga kebenaran dan ketentraman bersama.
"Semoga kita semua selalu diberi kebijaksanaan dan kekuatan untuk menghadapi tantangan zaman, pungkas Martinus Jaha Bara, S.Ap.
(Red)