Ilustrasi
Jakarta, Kabartujuhsatu.news, Negeri ini yang dimasyurkan gemah ripah loh je nawi ternyata lebih unik dari negara-negara mana pun di dunia ini.
Boleh ditelaah bila ingin tahu ada apa gerangan kiranya terjadi di negeri yang banyak penghafal Pancasila daripada pelaksanaan butir-butir yang ada dalam kelima sila tersebut.
Orang Jepang boleh bangga dengan Shintonya mengajar tentang kejujuran dalam perbuatan bukan dalam lisan belaka. Sehingga dompet dan tas mu tertinggal pun di atas kereta, niscaya akan balik ke tanganmu sendiri bila dicari.
Beda dengan di Indonesia, hampir setiap saat petugas Trans Jakarta menyampaikan pesan suara baik dengan memakai TOA atau tidak kalimat: Hati-hati dompet dan barang bawaan, jangan sampai tertinggal dan berpindah tangan.
Rekan kami Helmy dari Malang, Jawa Timur hingga perlu membangun komunitas _Kebangkitan Rakyat Egaliter Tumpas Epidemi Korupsi_ disingkat KRETEK. Ia begitu geram melihat kondisi korupsi di tanah air prevalensi nya tidak pernah menurun tapi justru semakin menggila.
Apakah ada yang salah pada dakwah pemuka agama di negeri ini sehingga seorang alim pun tidak luput dari tindakan rasuah atau koruptif? Padahal bisa jadi pelaku korupsi paling rajin beribadah, tapi mengapa perila ku korupsi pun ada di dana kas Ummat?
Epidemi Virus COVID19 membunuh banyak orang di tanah air saat tahun2020. Tapi itu tidak lebih dari "pembunuhan" yang dilakukan para koruptor di negeri ini. Mereka membunuh masa depan generasi muda dengan menaikan biaya kuliah, biaya hidup, dan membuat lapangan kerja bagi orang asing padahal untuk bangsa sendiri saja tidak memadai.
(Suta Widya)