Opini, Mengacu pada Wikipedia, politik tekanan umumnya mengacu pada tindakan politik yang sangat bergantung pada penggunaan media massa dan komunikasi massa untuk meyakinkan politisi bahwa masyarakat menginginkan atau menuntut suatu tindakan tertentu. Namun, ini juga bisa merujuk pada intimidasi, ancaman, dan teknik rahasia lainnya.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa ancaman tekanan dan intimidasi diyakini kembali bakal mewarnai Pilkada Soppeng 2024 seperti yang dijalankan para pelakunya pada Pemilu 2024 lalu.
Tekanan politik yang menjadikan ASN terutama kalangan pendidik sebagai obyek akan mewarnai perhelatan itu dalam berbagai bentuk. Terutama jika kemudian salah satu keluarga atau dukungan dari penguasa saat ini ikut serta dalam pesta lima tahunan itu.
Ancaman berupa mutasi dan rotasi yang dibalut surat tugas akan menjadi taktik kuno yang pengaruhnya diyakini dahsyat. Sementara para kepala desa akan terus dihantui tekanan pemeriksaan APIP terhadap semua penggunaan dana desa mereka.
Kemampuan memahami situasi akan menjadi salah satu kunci untuk terlepas dari ancaman tekanan dan intimidasi itu. Harus terus dibangun kesadaran bahwa eksekusi atas intimidasi itu sulit untuk diwujudkan karena masa jabatan kepala daerah sekarang yang otomatis berakhir pada awal tahun 2025 ini.
Para guru, asn dan kepala desa bisa saja mengikuti kemauan para pelaku intimidasi. Tetapi kemudian tidak mengeksekusi semua perintah di lapangan adalah cara terbaik untuk membalas perlakuan curang mereka.
Pilihan terbaik bagi para ASN, guru dan kepala desa dan perangkatnya hari ini adalah menerima penugasan dari kelompok intimidator itu tetapi kemudian diam dan tak melakukan pergerakan massif di lapangan. Sebab, jika mereka bergerak, maka resiko tentu jauh lebih berat dan besar karena diyakini pengintimidasi dipastikan bukan lagi yang akan memerintah daerah ini di periode lima tahun ke depan.
Wassalam
Pasukan Pak Kumis dan Si Kacamata
Sumber : WAG Info Publik