Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Gelar Kunjungan Bertajuk Pola Kehidupan dan Mata Pencaharian Transmigran di Desa Tompo Bulu
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Gelar Kunjungan Bertajuk Pola Kehidupan dan Mata Pencaharian Transmigran di Desa Tompo Bulu

    Kabartujuhsatu
    Kamis, 23 Mei 2024, Mei 23, 2024 WIB Last Updated 2024-05-24T00:16:07Z
    masukkan script iklan disini

    Maros, Kabartujuhsatu.news, Sejumlah mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Sosiologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar kunjungan lapangan
    sekaligus penelitian terkait masyarakat transmigrasi di Dusun Makkiobaji Desa Tompobulu Kabupaten Maros Kamis (23/5/2024).

    Kegiatan ini bertema "Pola kehidupan dan mata pencaharian transmigran".

    Adapun para mahasiswa dan mahasiswi tersebut yakni, Silviana Elisa, Nayla Kadir, Siti Nur Halija, Riski, Nur Ismi Ilmiah, Muh Ilham Fajri dan Muh Irfan Jamal.

    Dalam kunjungannya mereka mendatangi warga setempat sekaligus melakukan wawancara terkait dengan pola kehidupan dan mata pencahariannya.

    Diketahui Sosialisasi pedesaan adalah salah satu cabang ilmu sosiologi yang membahas tentang hubungan masyarakat dan lingkungan sosial pedesaan, diantaranya hubungan sosial melalui proses interaksi yang dilakukan secara individu atau kelompok.

    Silviana Eliza salah seorang dari mahasiswi UIN Alauddin Makassar tersebut mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah termasuk dalam mata kuliah Sosiologi Pedesaan dengan Dosen Ibu Suriani, ungkapnya.

    "Dalam kunjungan ini, kami mendatangi warga transmigrasi di kediamannya dan ada juga yang sementara bekerja di kebun, terang Silviana.

    "Kami melakukan tehnik wawancara dan ada 3 keluarga yang didatangi yakni Ibu Cakka, Ibu Marwah dan Ibu Asiah bersama Suami Abd Wahab yang kesemuanya itu adalah petani,  tutur Silviana. 


    "Kalo ibu marwah petani serai panen sendiri tapi bukan lahanya, dia jual dipasar tapi cukup buat makan anak anaknya. 

    "Ibu Marwah ini pendatang juga, keluar masuk dari malino ke dusun makkio baji untuk bekerja panen serai lalu kemudian dijual di pasar, ujar Silviana.


    "Kalo ibu cakkah ini dia bekerja sebagai petani jagung. 


    "Dia orang bulukumba pindah dan menjadi pendatang di dusun makkio baji karena jodohnya dan ikut suami bukan karena ikut program transmigrasi dan dia belum berdomisili di dusun makkio baji. 


    "Selain itu, yang kami temui yakni sepasang suami istri, yang juga alumni UIN ibu Asia pensiunan dan suami Abd Wahab pernah bekerja di transmigran. 

    Dalam bincang-bincang tersebut, sejumlah keluh kesah yang terlontar dari mereka diantaranya, masalah TPA yang belum terpenuhi, 21 tahun menunggu sertifikat transmigran namun hingga sekarang belum ada perhatian, kurangnya fasilitas umum, bantuan pupuk terkesan memilah dan tidak merata. 

    "Meski kadang ada bansos kepada warga, namun mereka berharap untuk bantuan lainnya utamanya, pupuk. 

    "Mereka juga dalam aktivitas sebagai petani dan pekebun yang kadang untung kadang rugi sehingga harus mencari pekerjaan alternatif sebagai penghasilan untuk menghidupi keluarga mereka. 

    "Jadi mereka bekerja berpindah-pindah atau tidak menetap, terang Silviana mengurai hasil kunjungannya. 

    "Usai melakukan temu langsung warga, kami bersama rombongan mahasiswa mengunjungi kantor Desa untuk menemui langsung kepala Desa Tompo Bulu, Abd Haris, sekaligus menyampaikan harapan masyarakatnya dan atau kondisi yang dialami warganya, pungkas Silviana. 

    (Red) 
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini