Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Arsad, S.Pd, guru bahasa daerah Bugis di SDN 7 Salotungo, memberikan materi tentang penulisan kalimat dalam aksara Lontara Bugis kepada siswa kelas V B dengan pembawaan yang menarik dan menyenangkan.
Pada hari Rabu, 5 Juni 2024, suasana kelas V B di SDN 7 Salotungo dipenuhi oleh semangat belajar yang tinggi. Arsad, S.Pd, memperkenalkan siswa-siswinya pada keindahan dan kekayaan budaya Bugis melalui aksara Lontara.
Materi yang diberikan bukan hanya teori, tetapi juga dilengkapi dengan praktek menulis kalimat menggunakan aksara khas Bugis ini.
Dengan pendekatan yang interaktif, Arsad mengajak siswa-siswi untuk langsung mempraktikkan penulisan kalimat dalam Lontara Bugis di papan tulis dan buku latihan mereka.
Arsad menggunakan metode yang kreatif dan menyenangkan, seperti permainan kata dan kompetisi menulis, untuk menarik perhatian dan minat siswa.
"Pak Arsad membuat belajar aksara Lontara menjadi sangat menyenangkan. Saya jadi lebih mudah mengerti dan ingat," ujar salah satu siswa, Anisa, dengan antusias.
Arsad menjelaskan bahwa penting bagi generasi muda untuk mengenal dan melestarikan aksara Lontara Bugis, yang merupakan bagian dari warisan budaya mereka.
"Melalui metode pembelajaran yang menarik, saya berharap siswa-siswa bisa lebih mencintai dan bangga akan budaya mereka sendiri," ujar Arsad.
Para siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat mengikuti setiap arahan dari Pak Arsad.
Mereka dengan gigih mencoba menulis kalimat-kalimat dalam Lontara Bugis, sambil sesekali bertanya untuk memastikan penulisan mereka sudah benar.
Arsad dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dan memberikan contoh-contoh penulisan yang benar.
"Kami sangat menikmati pelajaran ini. Belajar menulis dalam Lontara Bugis ternyata sangat seru," kata Andi, salah satu siswa kelas V B, sambil menunjukkan hasil tulisannya kepada teman-temannya.
Pendekatan yang menarik dan menyenangkan dari Pak Arsad dalam mengajar bahasa daerah Bugis ini tidak hanya membuat siswa lebih mudah memahami materi, tetapi juga meningkatkan rasa bangga dan kecintaan mereka terhadap budaya lokal.
Ia berharap, semangat belajar ini terus tumbuh dan membantu mereka menjadi generasi yang menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka, pungkasnya.
(Red)