Soppeng, Kabartujuhsatu.news- SDN 7 Salotungo di Kelurahan Lalabata Rilau, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, sedang giatnya mempersiapkan diri untuk penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Senin (24/6/2024).
Seluruh warga sekolah, mulai dari Kepala Sekolah, Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, hingga cleaning service dan security, bekerja sama dalam kelompok untuk merampungkan komponen-komponen yang ada sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Persiapan ini melibatkan pemenuhan standarisasi yang diatur dalam Rencana Gerakan PBLHS (Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah) berdasarkan laporan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan hasil Instrumen Pengembangan Mutu Lingkungan Hidup(IPMLH).
Berikut adalah pembagian kelompok beserta tugas dan anggotanya:
Kelompok 1:
Bertugas mengelola Rencana Gerakan PBLHS.
Anggota : Syamsul Hadi, Rahmil Humarrah, Nur Pratiwi, Muh. Alwi, Andi Wahdiati, Irwan, Miss Nani.
Kelompok 2:
Mengelola Standar Pembelajaran pada mata pelajaran, ekstrakurikuler, dan pembiasaan diri yang mengintegrasikan penerapan PRLH (Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup) di sekolah.
Anggota: Armi Nugraha, Andi Rosma Nur, Mardayanti, Anang, Hj. Ipappa, Hasnawati.
Kelompok 3:
Bertugas merampungkan standarisasi pada konservasi air.
Anggota: Israwati, Arsyad, Rustan Hamid, Atri, Arisal, Sidratul Munthaha.
Kelompok 4:
Bertugas menyelesaikan standarisasi pada kampanye dan publikasi PBLHS.
Anggota: Andi Arfia Arifai, Ira Syahriani, Syamsu Rijal, Eria Yuliana, Nur Hidayah, Saudit Rifaldi, Miss Kiki.
Kepala Sekolah SDN 7 Salotungo, Abdul Asis, S. Pd.I menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh warga sekolah untuk mencapai target.
Menurutnya, "Kerjasama ini adalah kunci sukses kita dalam meraih predikat Sekolah Adiwiyata, dan setiap anggota kelompok memiliki peran penting dalam memastikan semua standar terpenuhi," ujar Abdul Asis.
Andi Wahdiati, salah satu anggota kelompok 1 menuturkan bahwa Rencana Gerakan PBLHS ini dibuat berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah dan instrumen pengembangan mutu lingkungan hidup.
"Kami berfokus pada program yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa," jelasnya.
Armi Nugraha dari kelompok 2 menyampaikan bahwa integrasi pendidikan lingkungan dalam pembelajaran dan ekstrakurikuler sangat krusial.
"Kami berusaha mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui berbagai kegiatan yang menarik dan edukatif," terang Armi.
Israwati dari kelompok 3 menekankan pentingnya konservasi air.
"Kami memastikan bahwa sekolah memiliki sistem pengelolaan air yang baik untuk mengurangi pemborosan dan mendidik siswa tentang pentingnya menjaga sumber daya air," ujarnya.
Andi Arfia Arifai dari kelompok 4 menyatakan bahwa kampanye dan publikasi mengenai program lingkungan hidup di sekolah sangat vital untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi.
"Kami menggunakan berbagai media untuk menyebarkan pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan kepada seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar," katanya.
Dengan semangat gotong royong dan kerja keras dari seluruh tim, SDN 7 Salotungo optimis dapat meraih hasil terbaik dalam penilaian Sekolah Adiwiyata Provinsi Sulawesi Selatan, dan menjadi contoh sekolah yang berbudaya lingkungan hidup.
(Red)